Perlihatkan Pramugari di Puncak Burj Khalifa, Emirates Pastikan Iklan Itu Bukan Efek Studio
ERA.id - Visual iklan maskapai Fly Emirates terbaru mungkin bisa menggentarkan kaki mereka yang fobia ketinggian. Bahkan, bagi yang tidak, bayangan hembusan angin di puncak gedung tertinggi di dunia ini saja akan mudah membuat gugup.
Iklan maskapai plat merah Uni Emirat Arab terbaru menunjukkan seorang kru kabin Emirates berdiri, berseragam lengkap, di atas Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia (828 m).
Iklan sepanjang 30 detik itu dibuka dengan gambar close-up sang pramugari yang sedang membawa lima papan besar dengan beberapa tulisan.
Kamera pun mundur ke belakang dan audiens bisa melihat seragam lengkap pramugari berwarna merah ikonik Emirates. Dan seketika terlihat bahwa ia tengah berdiri di pucuk menara Burj Khalifa by Emaar, begitu menakjubkan di tengah luasnya cakrawala kota Dubai.
Melansir Livemint, (14/8/2021), iklan yang menyerupai adegan film "Love Actually" (2015) itu pun langsung populer di media sosial. Muncul pula teori-teori bagaimana iklan itu dibuat, dan beberapa netizen meyakini iklan itu dibuat menggunakan efek visual studio atau teknik computer-generated images (CGI).
Maskapai Emirates telah menglarifikasi bahwa gambar iklan mereka diambil secara langsung tanpa bantuan 'green screen'. Mereka juga merilis video 'behind the scenes' dari iklan itu.
Aktris yang memerankan sosok pramugari Emirates sendiri bernama Nicole Smith-Ludvik. Ia merupakan instruktur skydiving profesional, melansir Livemint.
Dalam rilis media, Emirates mengatakan bahwa saat berada di puncak menara, sang aktris hanya memiliki ruang gerak 1,2 meter.
"Di ketinggian 828 meter di atas permukaan tanah, iklan ini menjadi yang tertinggi yang pernah dibuat. Konsep dan penyutradaannya dilakukan oleh tim brand Emirates dengan bantuan Prime Production AMG, yang berpusat di Dubai," sebut rilis tersebut.
Puncak menara begitu tinggi sampai-sampai perlu waktu 1 jam 15 menit menaiki tangga dari lantai 160 menara tersebut, sebut rilis Emirates. Tim produksi film bahkan perlu membuat tangga kecil dan memasukkannya ke dalam sebuah lorong, agar tim bisa sampai ke puncak.
Pengambilan gambar sendiri dilakukan menggunakan satu alat drone, yang merekam adegan itu secara kontinyu hingga akhir.