Tahun Politik, Ernest Prakasa Lebih Bijak Gunakan Medsos
Nah, semakin menjamurnya platform media sosial, makin beragam pula konten-konten di sosial media. Bahkan, satu orang bisa mengelola 3-4 platform media sosial sekaligus. Dengan begitu mereka harus bikin konten yang makin kreatif, agar semua media sosialnya bisa dinikmati banyak orang.
Hal tersebut dikupas dalam XYZ Day yang digelar di The Hall, Senayan City lantai 8, Rabu (25/4/2018).
Acara ini memberikan insight tentang dunia konten dan media dari semua generasi. Bukan cuma generasi milenial atau yang biasa disebut dengan generasi Y, tapi juga akan mengulik mengenai kebiasaan generasi X dan Z.
Salah satu yang menarik adalah pernyataan Ernest Prakasa. Katanya, dia adalah seseorang yang bermasalah dalam media sosial. Apalagi memasuki tahun politik ini, dia jadi makin hati-hati dalam membuat konten dan juga mengunggah sesuatu di akun sosial medianya.
"Saya sebagai seseorang yang bermasalah dalam sosial media, sosial media saya sekarang super hati-hati, apalagi sudah menjelang pemilu, suhu politik memanas," kata Ernest.
Menurutnya, politik kini sudah jadi bagian dari konten sosial media. Bahkan statement personal tentang kuliner pun, bisa jadi bahan black campaign seseorang. Makanya, Ernest kini sangat berhati-hati dalam membuat konten untuk sosial media.
"Karena kita harus akuin, kita enggak bisa naif, bahwa sosial media kena imbas politik kita enggak bisa pungkiri. Kalau 3-4 tahun lalu misalnya saya nge-tweet 'kerak telor enggak enak ya', paling balesannya 'oh gitu kak, menurut aku enak'. Coba sekarang? 'mengkritik makanan indonesia', 'haters kuliner lokal', 'komika pendukung Ahok menistakan hidangan Betawi'," katanya.
Acara ini dihadiri oleh pembicara yang memang kontennya sudah tak diragukan lagi di platform digital. Ada Najwa Shihab, Raditya Dika, Ernest Prakasa, Ria Ricis, Deddy Corbuzier, Saaih Halilintar, Hanggini, David Suwarto, Lala Timothy, Clarice Cuttie, dan lainnya. (Vey)