Terawang Penanganan Kasus Covid-19 di Brunei Darussalam dan Indonesia yang Berbeda Jauh, Denny Darko: Pasti Susah!
ERA.id - Brunei Darussalam kemasukan Covid-19 dan rekor menjadi 42 pada Senin (16/8/2021). Hal ini terjadi setelah kemunculan kasus lokal pertama kali, setelah lebih dari setahun bebas dari Covid-19.
Brunei sebenarnya sudah menutup pintu bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia untuk mencegah kembalinya virus. Sampai saat ini, aturan bahkan belum direvisi. Akan tetapi, munculnya kasus baru Covid-19 membuat Brunei menerapkan lockdown total.
Peramal Denny Darko membandingkan penanganan Covid-19 di Brunei Darussalam dengan Indonesia berdasarkan kartu tarot. Suami Vina Candrawati ini mengatakan di Brunei Darussalam penduduknya berjumlah kurang lebih 459 ribu.
Ditambah lagi, Brunei Darussalam hanya terdapat tiga etnis penduduk, yakni 300 ribu Melayu, 110 ribu Borneo, dan sisanya etnis Tionghoa. Berbeda dengan Indonesia yang etnisnya sangat beragam. Tentunya, dengan etnis yang berbeda membuat penduduknya susah untuk menuruti peraturan pemerintah.
"Indonesia etnisnya macam-macam, jadi kasihtaunya pasti susah. Ada sebuah info, Madura saja masih ada yang menolak vaksin. Itu berarti mereka hanya mendengarkan etnis sama, akan lebih mudah suatu daerah dikendalikan di ketua situ. Jadi, penanganan di Indonesia 100 kali lebih susah, dibandingkan Brunei karena tiga perempat sukunya sama," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Denny Darko pada Senin (16/8/2021).
Pria berusia 44 tahun ini mengatakan jika sistem pemerintah Brunei Darussalam adalah monarki dan dipimpin oleh sultan. Tentu, ini yang membuat rakyatnya menjadi takut dan menuruti peraturan pemerintah. Berbeda dengan Indonesia, rakyat di Brunei juga takut untuk mendapatkan berpendapat.
"Sistem pemerintahnya bukan republik, ini monarki. Ini berarti dipimpin oleh sultan, berarti membuat orang-orang lebih patuh. Nggak ada sistem partai, sistem DPR, MPR, segala hal orang-orang berebut kekuasaan. Jadi, mereka memang menurun sebagai sultan," paparnya.
"Disini tidak ada kebebasan berpendapat. Jadi, nggak pernah rakyat mengatai kepala negara presiden kodok, beliau dari partai terlarang, ini akan hilang. Jadi, memang mau dikendalikan benar-benar serius, ya harus nurut sama pimpinannya. Tapi, susah tidak ada tangan besi maka informasi mudah dinyatakan dan terjadilah di Indonesia," lanjutnya.
Berbeda dengan Indonesia, Brunei Darussalam tidak menyiarkan berita soal pemerintah. Sehingga, rakyat tak bisa mengeluarkan pendapat dan tidak mau berdebat soal pemerintah. Mereka percaya kepada pemerintah bisa mengatasi segala masalah negara, termasuk Covid-19.
"Pers nggak bisa menyiarkan berita khusus yang anti pemerintah atau tidak menceritakan pencapaian pemerintah. Akhirnya, ini sesuatu lebih mudah karena apa pun yang dilakukan pemerintah tidak ada yang mengkritik. Tidak ada orang yang punya kepentingan berbeda dan nggak ada orang yang berdebat seperti disini," tuturnya.
Sebelumnya, Brunei Darussalam sempat kasus 0 Covid-19. Sejumlah netizen Indonesia percaya rakyat Brunei Darussalam dilindungi oleh Allah SWT karena sering membaca Al-Quran. Seperti diketahui, Brunei Darussalam adalah negara kerajaan dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, Denny menekankan bahwa mereka juga menaati peraturan pemerintah dan menjalankan protokol kesehatan.
"Jangan silau terhadap semua orang berbeda kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Brunei Darussalam terbebas dari Covid-19 karena baca kitab suci selama sekian lama. Oh iya, itu adalah upaya untuk memohon kepada Tuhan. Tapi, kita harus pakai masker, vaksin, menurut prokes, jaga 3M karena kita berbeda dengan Brunei," lanjutnya.