Taliban Kuasai Afghanistan, Sekjen Jokpro Singgung Pilgub DKI Ahok Lawan Anies: Jangan sampai Terjadi di Indonesia

ERA.id - Kelompok Taliban menyatakan mereka mengklaim kekuasaan penuh tanpa tawar menawar. Taliban merupakan kelompok ultra-konservatif yang terbentuk sekitar 1990-an yang diprakarsai Mujahidin Afganistan atau para Gerilyawan Islam. Gencarnya pergerakan Taliban membuat kelompok tersebut berhasil mendominasi kebijakan di Afganistan, bahkan sempat menguasai Afganistan pada era 1996 hingga 2001.

Kini konflik Taliban dan Afganistan yang telah memakan biaya sangat banyak baik berupa uang maupun nyawa itu memasuki babak baru. Penguasaan Afganistan oleh kelompok Taliban merupakan hari yang menakutkan bagi warga Afganistan.

Kepanikan terjadi di Kabul, warga berbondong-bondong menuju bandara, meninggalkan mobil dan berjalan kaki untuk keluar Afghanistan. Di pusat kota, antrean terlihat mengular karena orang-orang berusaha

menarik uang tunai.

Hal itu disebabkan karena adanya trauma terhadap pemerintahan Taliban yang terjadi pada tahun 2001 yang melarang anak perempuan untuk bersekolah dan melarang perempuan bekerja di luar rumah.3 Kekerasan terhadap perempuan pernah dialami seorang peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai diancam dibunuh oleh Taliban dan pernah ditembak kepalanya karena Malala membuat marah Taliban dengan kampanyenya memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak perempuan.4

Sekretaris Jenderal Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro)2024, Timothy Ivan Triyono prihatin dan menyayangkan penggulingan kekuasaan yang terjadi di Afganistan oleh kelompok Taliban yang cenderung ultra-konservatif itu. Sebab peristiwa itu dianggap belum selesai dan berpotensi akan terus terjadi konflik horizontal atau perang sipil antar warga Afganistan yang bisa pecah kapan saja nantinya.

“Konflik Timur Tengah khususnya di Afganistan dapat terus terjadi apabila peralihan kekuasaan dilakukan dengan cara-cara inkonstitusional. Peralihan kekuasaan tersebut dapat melahirkan pemerintahan yang diktator cenderung otoriter dan bahkan dapat menimbulkan trauma yang berlebihan bagi masyarakat,” ujar Timothy, Rabu (18/8/2021).

Timothy berharap adanya kekuatan politik ultra-konservatif yang terjadi di Afganistan tidak terjadi di Tanah Air. Apabila hal itu sampai terjadi di Indonesia, kekuatan politik ultrakonservatif seperti Taliban dapat menghapuskan peran perempuan, bahkan dapat menghapuskan keragaman Indonesia.

Ia bahkan menyinggung proses Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu antara, Anies-Sandi melawan Ahok-Djarot.

“Saya berharap konflik di Afganistan tidak menyebar atau terjadi di Indonesia, kita sudah punya pengalaman konflik akibat pembelahan yaitu Pilgub DKI Jakarta 2017 yang lalu. Seandainya kekuatan politik ultra-konservatif seperti Taliban menguasai Indonesia, keragaman suku; tradisi; agama; ras yang merupakan kekayaan Bangsa Indonesia dapat hilang begitu saja dengan kehadiran mereka,” ungkapnya.

Maka dari itu, Timothy menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia mewaspadai adanya kekuatan ultra-konservatif seperti Taliban yang berusaha membangun, memperluas pengaruh, dan menargetkan kekuasaan di Indonesia.

“Agar kelompok ultra-konservatif seperti Taliban tidak memecah belah bahkan menargetkan kekuasaan di Indonesia, Seknas Jokpro 2024 mendorong Jokowi dan Prabowo untuk memimpin Bangsa Indonesia kedepan agar tetap tercipta kedamaian dan Persatuan Indonesia yang kuat dan kokoh.” tutup Timothy.