Pertemuan Dua Pemimpin Korea Hasilkan Kesepakatan Damai
Dalam agenda pertemuan tingkat tinggi antar-Korea di Gedung Perdamaian Korea Selatan, kedua pemimpin negara berkomitmen untuk memperbaiki hubungan sekaligus memelihara stabilitas di kawasan yang telah terpisah akibat perang saudara pada 1950-1953 tersebut.
Ada tiga poin utama yang disepakati kedua belah pihak dalam deklarasi tersebut. Pertama, pihak Utara dan Selatan akan berusaha pada upaya pembangunan kesejahteraan bersama dan persatuan melalui peningkatan hubungan dan kerja sama kedua Korea.
Keduanya akan kembali melakukan dialog dan negosiasi tingkat tinggi pada bidang yang luas, termasuk mendirikan Kantor Hubungan Bersama untuk memperlancar pertukaran dan kerja sama. Dalam poin ini, juga disinggung partisipasi keduanya dalam agenda Asian Games 2018 untuk menunjukan kearifan bersama, bakat, dan solidaritas.
Poin kedua, menekankan pada usaha kedua Korea untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan, termasuk menurunkan ketegangan militer agar terhindar dari perang di Semenanjung Korea. Sedangkan pada poin ketiga, kedua Korea sepakat untuk secara aktif bekerja sama untuk mendirikan sebuah rezim pemerintahan yang permanen dan berdamai secara solid di Semenanjung Korea.
Pada poin terakhir juga disinggung mengenai upaya kedua negara untuk mewujudkan Semenanjung Korea yang bebas nuklir melalui denuklirisasi atau pelucutan nuklir dengan dukungan dan kerja sama komunitas internasional. Pelucutan nuklir, merupakan syarat mutlak perdamaian yang diajukan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan juga Jepang kepada Korea Utara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut baik hasil pertemuan bersejarah ini. Melalui laman resmi Twitter-nya, Retno berharap pertemuan tersebut akan memantapkan fondasi bagi perdamaian jangka panjang di Semenanjung Korea dan membawa kemakmuran bagi rakyat kedua negara.