Alhamdulillah, Bayi Viral Afganistan yang Diselamatkan Lewat Pagar Berduri Kembali ke Pelukan Ayahnya
ERA.id - Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan kabar baik sekaligus kondisi terkini yang terjadi pada bayi asal Afghanistan yang viral di media sosial. Bayi yang diserahkan ke pasukan AS di atas pagar itu berhasil kembali ke pelukan ayahnya.
Juru bicara Korps Marinir Mayor Jim Stenger mengatakan bayi yang melintasi kawat berduri itu sudah kembali ke pelukan ayahnya. Bayi itu sengaja diberikan ke anggota Marinir untuk dibawa ke rumah sakit Norwegia karena membutuhkan perawatan serius.
"Saya dapat memastikan bahwa anggota layanan berseragam yang digambarkan dalam video adalah seorang Marinir dengan Unit Ekspedisi Marinir ke-24. Bayi yang terlihat dalam video itu dibawa ke fasilitas perawatan medis di lokasi dan dirawat oleh para profesional medis," kata Jim Stenger, dikutip The Indian Express, Kamis (26/8/2021).
Lalu, kata Stenger, pengembalian bayi itu merupakan bentuk tanggung jawab dan tindakan belas kasih yang sangat manusiawi oleh kelompok Marinir.
Laporan mengatakan beberapa keluarga Afghanistan, putus asa untuk melarikan diri dari rezim baru Taliban, banyak orang terlihat melemparkan bayi mereka ke pagar kawat di sekitar bandara Kabul.
Para pejabat sejak itu memperingatkan agar anak-anak tidak melewati pagar, yang di atasnya dipasangi kawat berduri.
"Ini adalah contoh nyata profesionalisme Marinir di lokasi, yang membuat keputusan cepat dalam situasi dinamis untuk mendukung operasi evakuasi," ucapnya.
Lebih dari 12.700 orang telah dievakuasi dari Afghanistan oleh pasukan AS minggu lalu sejak Taliban menguasai negara itu. Pada Jumat, AS terpaksa menghentikan penerbangan evakuasinya selama sekitar delapan jam setelah fasilitas evakuasi di Qatar mencapai limit kapasitas.
Sebelumnya sebuah video viral di media sosial tentang evakuasi bayi-bayi di Afghanistan. Bayi yang kembali ke pelukan ayahnya itu mencuri perhatian publik lantaran harus diangkat melewati tebing berduri.
Selain bayi yang viral itu, banyak orang tua yang terpaksa mengirim anak-anak mereka lebih dulu untuk mengamankan diri dari Taliban. Kebanyakan anak-anak diangkat melewati tebing berduri yang penuh dengan resiko.