Cerita Transgender Asal Brasil yang Kesakitan Usai Lakukan Hubungan Seks Pertama Kali

ERA.id - Seorang transgender asal Brasil, Jessica Alves mengaku telah kehilangan keperawanannya sejak menjadi seorang wanita. Dia mengaku kesakitan saat harus berhubungan seks pertama kali.

Pengakuan ini disampaikan oleh wanita 38 tahun itu ketika menjadi bintang tamu di acara Tv Brasil, Superpop. Selama acara berlangsung Alves menceritakan pengalaman seks pertamanya sejak menjadi perempuan.

"Pertama kali saya menyakitkan setelah berhubungan seks," kata Alves, dikutip nytimes, Jumat (27/8/2021).

Jessica Alves tercatat menjalani operasi kelamin pada awal tahun 2021. Keputusan itu dia pilih setelah mengumumkan dirinya sebagai transgender di tahun 2020.

Sejak saat itu kehidupan Alves pun berubah dari banyak hal, termasuk soal hubungan seks yang dilakukannya. Selain mengalami kesakitan saat seks pertama kali, Alves juga mengaku dia harus meminum pil penghilang sakit dan juga mengeluarkan darah seperti wanita pada umumnya.

"Saya harus minum obat penghilang rasa sakit dan tetap di tempat tidur. Ketika saya menelepon ahli bedah di Thailand, dia mengatakan bahwa rasa sakit itu normal. Dan begitu juga sedikit darah," ungkapnya.

Namun sejak menghubungi ahli bedahnya di Thailand, Alves mengaku saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik.

Bahkan menurutnya tidak ada rasa sakit lagi ketika dia melakukan hubungan seks. Baginya hal ini adalah hal yang paling membuatnya bahagia sejak tujuh bulan menjalani operasi kelamin.

"Sekarang baik-baik saja, tidak ada rasa sakit lagi.  Tujuh bulan setelah perubahan jenis kelamin saya, saya tidak bisa lebih bahagia (dari pada ini)" ujarnya.

Lalu, ketika ditanyai tentang harapan di masa depan, dia mengatakan bahwa dirinya ingin berpose sambil telanjang di sampul majalah Playboy. Selain itu, dia juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya.

Ketika ditanyai tentang potensi transplantasi rahim, dia mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan. Hal ini lantaran panggulnya tidak akan membesar seperti kondisi wanita pada umumnya.

"Operasi rahim mungkin dilakukan, tetapi karena panggul saya adalah panggul laki-laki itu tidak membesar juga tidak mampu menampung bayi. Sekarang saya sudah menyerah pada operasi," ungkapnya.

Lalu, kata Alves, dia sangat kesal dan frustasi saat tahu transplatasi rahim itu tidak bisa dilakukan. Sebab kata Alves, dia sangat ingin menggendong bayi dan memiliki keluarga seperti pada umumnya.

Bukan hanya itu saja, Alves juga pergi ke banyak ahli bedah di Brasil, Turki, hingga Inggris untuk memastikan kemungkinan transplatasi rahim. Namun semua ahli bedah yang dia kunjungi sepakat bahwa Alves tidak bisa melakukan hal itu.

"Semuanya setuju bahwa panggul saya tidak akan membesar jika saya hamil," katanya.

Lebih lanjut, Jessica Alves meyakini bahwa banyak wanita di Brasil yang menjalani prosedur transplatasi rahim hingga program kehamilan lewat IVF atau bayi tabung. Hanya saja wanita-wanita transgender itu tidak mempublikasikan ke publik.