Warga Minder Soal Hasil Positif PCR, Pemkot Surabaya Bikin Kanal 'Rahasia'
ERA.id - Mencegah penanganan Covid-19 tertunda karena pasien merasa malu dengan hasil positif PCR-nya, Pemkot Surabaya kini memiliki layanan Undercover 112 Covid-19. Diharapkan, layanan ini bisa mempercepat 3T (test, tracing, dan treatment) bagi pasien maupun kontak eratnya di Surabaya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Sabtu, (28/8/2021) mengatakan, Undercover 112 COVID-19 adalah layanan yang di khususkan bagi pasien yang terpapar maupun kontak erat COVID-19.
"Tujuannya, untuk memperoleh intervensi secara lebih soft (halus) dan tidak diketahui oleh masyarakat lainnya," katanya, dilansir dari ANTARA.
Sehingga, lanjut dia, dengan memanfaatkan layanan melalui Command Center (CC) 112 itu, masyarakat dapat menghubungi operator untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Fikser mengatakan program ini dibuat untuk memberi keterbukaan dari masyarakat agar bersama-sama dapat mengendalikan penyebaran COVID-19 secara lebih masif. Selain itu, ia memastikan layanan juga bertujuan untuk mempercepat proses penanganan 3T baik pasien maupun kontak erat.
"Kadang-kadang masyarakat yang hasil tes usap PCR-nya positif merasa malu untuk lapor. Nah dia dapat langsung menghubungi 112. Di sana nanti sudah kami siapkan petugas yang akan menjelaskan masalah COVID-19 secara lebih mendalam," katanya.
Ia menjelaskan, untuk mekanismenya ketika warga itu dinyatakan terkonfirmasi COVID-19, maka pasien dapat menghubungi layanan 112 untuk mendapatkan arahan. Dari situ petugas akan memberikan penanganan lebih halus tanpa harus diketahui oleh masyarakat lainnya.
"Jadi benar-benar lebih soft. Lalu selanjutnya mereka (kontak erat) akan dilakukan tes usap," ujarnya.
Hal tersebut penting dilakukan agar tidak ada penundaan yang diterima oleh petugas untuk melakukan tracing. Sebab, ia menegaskan tidak semua laboratorium, klinik maupun rumah sakit yang telah melakukan tes usap lalu hasilnya positif langsung mengantre data pada hari yang sama.
Makanya, ia meminta keterlibatan peran aktif pasien untuk melaporkan ke CC 112 untuk mempercepat penanganan dan penularan wabah dunia tersebut.
"Bahkan ada juga satgas kami datang bisa melebihi 2-5 hari. Kenapa bisa begitu, karena dia melakukan pemeriksaan PCR di klinik di RS maupun laboratorium itu tidak langsung diinput ke aplikasi New All record (NAR)," katanya.
Oleh sebab itu, mantan Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkot Surabaya ini memastikan, masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir ketika dirinya melaporkan terpapar. Sebab, selain COVID-19 ini bukan penyakit yang memalukan, para petugas tidak akan bergerombol mendatangi pasien ketika dijemput untuk melakukan isolasi terpusat.
"Ini lebih halus, satgas kami tidak datang berbondong-bondong. Tetapi kami akan lakukan lebih halus sehingga pasien tidak minder atau malu dengan sekitarnya," ujarnya.
Untuk itu, Fikser meminta kerja sama dari semua pihak untuk terlibat aktif dalam membantu pemutusan rantai penyebaran COVID-19. Ia berpesan apabila ada ada tetangga, keluarga maupun dirinya sendiri yang terkonfirmasi dapat menghubungi Undercover 112 COVID-19.
"Pola ini yang kami lakukan secara jemput bola. Tidak perlu khawatir ataupun malu," katanya.