Siklon Flamboyan, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi
This browser does not support the video element.
"Kami perlu sampaikan ini karena siklon tropis Flamboyan memberikan dampak pada peningkatan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter di wilayah di perairan Bengkulu hingga barat Lampung, selat Sunda bagian selatan, dan perairwn Enggano," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung BMKG, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).
BMKG melihat pergerakan siklon Flamboyan memang sudah mulai menjauhi wilayah Indonesia. Namun, diperkirakan siklon ini masih akan terus berkembang dengan intensitas pergerakan pusaran yang lebih tinggi, mencapai 90 km per jam dari sebelumnya hanya 65 km per jam.
Selain itu, terdapat juga peningkatan gelombang mencapai 4 meter di wilayah Perairan selatan Jawa, samudera Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa.
Rita melanjutkan, peningkatan gelombang yang terdampak dari siklon tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di wilayah pesisir selatan Jawa.
"kami menghimbau masyarakat pesisir pantai agar selalu waspada terhadap kemungkinan terja gelombang tinggi serta hujan lebat berpotensi angin yang membahayakan kapal-kapal berukuran kecil saat melintas," ujarnya.
Rita juga mengimbau agar masyarakat menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda dan selalu waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
Di samping itu, tambah Rita, terjadi juga fenomena (Madden Julian oscillation) MJO basah yang mempengaruhi peningkatan suplai uap air berpotensi hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.
"Meskipun sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun wilayah lainnya masih berada dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Masa transisi ini dapat mengakibatkan terjadinya hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung, seperti yang terjadi di Bantul dan Yogyakarta pada 24 April lalu," pungkasnya.
Diperkirakan, Siklon Flamboyan ini masih akan terus berada di wilayah Indonesia sampai tanggal 2 Mei 2018, khususnya di wilayah timur.