PTM Hari Pertama, Siswa Berebut Cuci Tangan, Ganjar Minta Antrean Dibenahi
ERA.id - Sejumlah sekolah di Jawa Tengah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Senin (30/8).
Protokol kesehatan (prokes) telah diterapkan, tapi beberapa hal menjadi evaluasi, seperti antrean cuci tangan siswa.
Salah satu sekolah yang menggelar PTM adalah SMPN 13 Semarang. Siswa datang dengan menjalani pemeriksaan suhu tubuh, bergantian cuci tangan, dan meja mereka di kelas diberi sekat plastik.
Pelaksana Tugas Kepala SMPN 13 Semarang, Joko Winarno, mengatakan, siswa yang masuk dibatasi 50 persen dengan jam belajar hanya dua jam per hari.
"Setiap kelas itu maksimal 50 persen dari total rombongan belajar (rombel). Kalau satu rombel itu ada 32 siswa, maka yang masuk sekolah hanya 16 siswa. Sisanya tetap belajar dari rumah," ucapnya.
Joko mengatakan, dalam sehari siswa hanya akan belajar empat mata pelajaran dengan estimasi waktu maksimal 30 menit per mata pelajaran. Dalam seminggu, pihaknya akan menggelar PTM selama 4 hari.
Aktivitas PTM di MPN 13 pun menjadi tujuan sidak Gubernur Jawa Tengah, Senin (30/8), pagi saat bersepeda. Menurut Ganjar, masih ada prokes yang harus dievaluasi, yakni siswa berkerumun untuk cuci tangan.
"Ayo antre, jaga jarak ya. Jangan berkerumun. Pak, yang seperti ini harus dievaluasi. Kalau bisa tempat cuci tangannya ditambah. Jaraknya diatur ya," kata Ganjar.
Tak hanya melihat di luar sekolah, Ganjar juga masuk ke dalam untuk mengecek kelas. Di dalam kelas, Ganjar senang karena penataan ruangan sudah dilakukan dengan meja siswa berjarak dan diberi sekat-sekat dari plastik.
"Ini bagus. Jaraknya jauh dan ada sekatnya," imbuhnya.
Ganjar meminta pihak sekolah memastikan betul pelaksanaan protokol kesehatan selama PTM. Tidak hanya di sekolah, tapi prokes juga diterapkan siswa sejak berangkat hingga pulang ke rumah.
"Anak-anak mesti dicek sejak awal, siapa yang ngantar dan pulangnya bagaimana. Saran saya yang mengantar adalah orang tuanya, sehingga bisa menjamin mereka sehat. Itu yang penting," ucapnya.
Dari sisi prokes, Ganjar melihat persiapan sekolah sudah bagus. Namun soal antrean, ia meminta harus ada perbaikan karena siswa berebut saat cuci tangan.
"Anak-anak belum biasa mengantre. Jadi kalau mau cuci tangan, mereka berebut di wastafel sehingga terjadi potensi kontak. Maka saya minta dievaluasi, dibuatkan garis-garis, dan diatur di setiap titik yang dipakai antre," jelasnya.
Dari sisi kelas, Ganjar juga menilai konsepnya sudah bagus. Ada jarak dan sekat untuk siswa, juga pembatasan jam pelajaran dan jumlah siswa.
"Polanya sudah bagus. Tinggal evaluasi antrean saja untuk perbaikan," ucapnya.
Ganjar pun menekankan semua sekolah yang menggelar PTM di Jateng benar-benar melaksanakan prokes karena menyangkut keselamatan siswa.