Terungkap! Potensi Kerugian dari Dugaan Bocornya Data eHAC Capai Rp2,8 Triliun

ERA.id - Lembaga keamanan Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) mengungkapkan potensi kerugian dari dugaan kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi electronic-Health Alert Card (eHAC) dapat mencapai Rp2,8 triliun.

“Potensi kerugian bisa mencapai Rp2,8 triliun dari bocornya data eHAC karena data-data yang terkuak itu punya nilai jual yang besar karena begitu vital,” tutur Ketua Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama, Rabu (1/9/2021).

Pratama memaparkan, data vital yang diduga bocor antara lain, berupa nama pasien, nama rumah sakit, alamat, hasil tes PCR, akun e-HAC.

Tak hanya itu, bahkan data detail tentang rumah sakit serta dokter yang melakukan perawatan atau memeriksa user e-HAC. Selain itu, juga ada data hotel pengguna pernah menginap, nomor KTP dan paspor, email dan lainnya.

Pratama pun menilai bagi pemerintah, kebocoran data kesehatan yang kembali terjadi jelas meningkatkan ketidakpercayaan terhadap proses penanggulangan Covid-19.

"Apalagi saat ini vaksinasi menjadikan aplikasi peduliLindungi sebagai ujung tombak," sambungnya.

Menurtunya, setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan Kemenkes.

Pertama, mengamankan server yang dipakai dan buat protokol akses ke sistem yang aman, sehingga tidak sembarang orang dapat masuk.

Kedua, untuk tidak membiarkan sistem yang tidak ada authentication bebas diakses di internet serta melakukan pengecekan secara berkala, untuk semua sistem yang dimiliki, untuk mendeteksi kerawanan.