Kawasan Pesisir Jateng Banjir Rob, Pakar ITB: Perlu 10 Tahun untuk Membenahi
ERA.id - Rob dan banjir yang melanda pesisir Jawa Tengah mengakibatkan ambles atau penurunan tanah.
Dari sejumlah penelitian, penurunan tanah di pantai utara di Jateng itu bisa mencapai 10 centimeter per tahun.
Sejumlah pakar Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai penanganan rob dan banjir di Jateng ini sudah tepat.
"Sudah on the track. Upayanya sudah berlangsung bagus. Namun tetap harus ada penguatan lagi agar lebih optimal," kata salah satu ahli geodesi ITB, Heri Andreas, Rabu (1/9).
Heri menyampaikan itu saat dia dan sejumlah ahli geodesi ITB berkunjung ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dalam pertemuan itu, dibahas banyak hal terkait penanganan persoalan rob dan banjir di pesisir Jateng, seperti Pekalongan, Semarang, dan Demak.
Salah satu upaya penanganan banjir dan rob di Jateng adalah lewat pembangunan tangul. Menurut Heri, mau tidak mau tanggul adalah solusi sementara untuk mengatasi rob dan banjir di Jateng.
"Sudah ke arah yang tepat penanganannya. Ada tanggul tol Demak dan tanggul di Pekalongan. Upayanya itu, tinggal dikemas lebih baik lagi sehingga hasilnya lebih optimal," jelasnya.
Menurutnya, persoalan utama rob dan banjir di pesisir Jateng adalah penurunan tanah. Dari sejumlah penelitian, penurunan tanah di pesisir Jateng bisa mencapai 10 cm per tahun.
"Sehingga tadi kami sepakat dengan Pak Ganjar, bahwa kita harus mengendalikan penurunan tanahnya. Caranya sudah ada, yakni mulai pengurangan eksploitasi air tanah," jelasnya.
Selain solusi jangka pendek dengan pembuatan tanggul itu, solusi jangka menengah dan panjang juga harus dilakukan. Solusi jangka panjangnya dengan land and water management.
"Jadi menangani rob dan banjir di Semarang tidak bisa lepas dari daerah hulunya. Wilayah dari hulu, tengah, sampai hilir itu harus diberesi secara pararel," jelasnya.
Heri berkata, penanganan rob dan banjir karena penurunan tanah itu memang bukan persoalan mudah. Butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan itu.
"Hitungan paling cepat 10 tahun, sehingga kalau kita minta cepat beres, ya tidak realistis. Setidaknya 10 tahun itu waktu optimum pembenahan. Bagusnya di Jateng sekarang sudah dimulai. Tinggal kita dorong terus dan hasilnya nanti kita lihat di 10 tahun ke depan," ucapnya.
Sementara itu, Ganjar mengatakan, penanganan rob dan banjir di Jateng butuh masukan dari para ahli. "Saya sangat berharap ada rekomendasi langkahnya seperti apa, roadmapnya seperti apa. Agar penanganan ini berdasarkan data keilmuan," ucapnya.
Menurutnya, sejumlah aksi penanganan telah dilakukan. "Misalnya di Kota Semarang membangun pompa-pompa dan kolam-kolam retensi, sehingga pengendalian banjir sekarang sudah lebih baik. Pekalongan juga sudah dilakukan, tapi memang pengendalian jangka panjang ini yang harus ditingkatkan," pungkasnya.