Nasib Cucu Warga Bandung Barat 7 Tahun Tak Bisa Tidur, Ini Penyebabnya Menurut Pakar Psikologi
ERA.id - Seorang wanita berusia 45 tahun bernama Cucu yang merupakan warga Kampung Jati RT. 02/10 Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, mengaku belum tidur selama 7 tahun.
Kepada wartawan, Cucu mengatakan tidak bisa tidur sejak 2014. Sejak saat itu, ia mengaku tak pernah merasa ngantuk. Dirinya juga mengatakan pernah mengonsumsi obat dari rumah sakit yang ada di Cikalongwetan, namun tetap saja tidak bisa tidur.
"Setiap malam saya selalu bersedih dan sering menangis, di mana orang lain bisa tertidur, sedangkan saya sulit sekali memejamkan mata, bahkan saya juga tidak habis pikir kalau apa yang saya rasakan sudah begitu lama," ungkap Cucu kepada era.id, Kamis (2/9/2021).
Ketika mulai gelisah, Cucu berusaha tenang, berdoa kemudian berdzikir, sebelumnya Cucu masih bisa berjalan, namun lama-kelamaan badan Cucu mulai merasa lemas hingga akhirnya, hanya bisa tertidur.
Menurut Pakar Psikologi Universitas Padjajaran, Elvine Gunawan, tidak bisa disimpulkan kalau Cucu hanya mengalami satu permasalahan atau gangguan. Perlu dilakukan observasi yang melibatkan banyak ahli.
"Seorang yang mengalami gangguan tidur selama 6 bulan saja, itu sudah masuk kriteria insomnia kronis dan penanganannya juga harus didukung oleh para ahli dan keluarga secara intens," jelas Elvine kepada era.id.
Elvine juga melihat, banyak yang perlu dilakukan untuk menangani pasien yang mengalami gangguan tidur, pasalnya untuk insomnia ada yang namanya insomnia primer dan sekunder. Insomnia primer, merupakan gangguan sulit tidur yang kondisinya tidak ada kaitan dengan kondisi medis lain.
Sedangkan insomnia sekunder, bisa disebabkan banyak faktor, seperti rasa cemas, stres, panik dan depresi.
"Jika pasien atau orang yang sudah merasakan faktor yang menjadi latar belakang dirinya tidak bisa tidur, tentu harus segera ditangani karena akan ada dampak lainnya," jelas Elvine.
"Secara kognitif, akibat tidak bisa tidur sangat banyak, pasien akan sulit konsentrasi, dalam berfikir juga, pasien akan sulit untuk mengambil keputusan, kemudian secara sosial, orang yang tidak bisa tidur, akan sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi," tambah Elvine.
Elvine menjelaskan, penanganannya yang harus dilakukan, terlebih dahulu harus diobservasi secara menyeluruh, setelah itu jika ada kaitannya demgan kejiwaan dan medis, katanya perlu ditangani dengan tim ahli lainnya.
Tak hanya itu, penanganan harus melibatkan keluarga. Pasalnya, selama pengobatan non farmakoterapi, peran keluarga sangat penting, agar bisa memahami apa saja yang harus dilakukan untuk mempercepat penyembuhan.
Misalnya, pasien akan sangat terganggu dengan suara sekecil apapun di jam tertentu atau pasien penyembuhan yang akan sulit untuk tidur apabila cahaya lampu kamar yang begitu terang.