Bunker Zaman Belanda Ditemukan di Bawah Stasiun Bogor, Sejarawan: Itu Bak Penampungan Air
ERA.id - Pegiat Sejarah dari Komunitas Bogor Historia, Eko Hadi menjawab soal penemuan bangunan yang menyerupai sebuah bunker dan terowongan kuno di bawah saluran air.
Ia menduga bangunan pada zaman kolonial di sekitaran Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Menurutnya, bangunan itu bukanlah sebuah bunker melainkan semacam bak penampungan air. Hal itu juga ia ungkapkan langsung ke Wali Kota Bogor, Bima Arya saat melakukan pertemuan di Balai Kota Bogor pada Jumat (3/9).
"Banyak yang bilang bunker, tapi kesimpulan kita melalui hipotesis, bukan bunker tapi semacam bak penampungan air," kata Eko.
Dijelaskannya, ada dua kemungkinan penguat pihaknya menyatakan bangunan yang awalnya disebut bunker ini adalah bak penampungan air.
Pertama, bangunan itu berdiri tepat dibawah Depo kereta di Stasiun Bogor. Sementara, pada zaman dulu kereta yang digunakan berjenis lokomotif uap, di mana bahan bakar utamanya adalah air dan batu bara.
"Air ini berfungsi sebagai pendingin dan pencucian. Karena hasil riset kita, ruangan batu bara ketika digunakan terus menerus akan menjadi jelaga, kaya kerak dan selalu harus dibersihkan," ucap dia.
Untuk itu, dilanjutkan Eko, ketika ruangan ini tidak rutin dibersihkan, volume pengisian batu bara akan semakin mengecil kapasitasnya. Semisal yang tadinya bisa mengisi 10, karena tidak dibersihkan jadi cuma muat 3.
"Dan itu membutuhkan sumber air, sedangkan sumber air tanah disana (Stasiun Bogor) kami belum menemukan," imbuhnya.
"Satu-satunya petunjuk (itu) adalah bak penampungan air, kita dapat informasi bagian atasnya (bangunan itu terbuat) dari beton, artinya bisa dibuka. Tapi kita belum bisa menyimpulkan bahwa apa itu sebenarnya," sambung dia.
Kemudian, dituturkan Eko, asumsi kedua, bangunan ini merupakan bak kontrol untuk pengendapan sampah. Artinya ketika air masuk yang namanya sedimentasi, sampah hingga kotoran lain tertampung dibangunan itu.
Sementara, bak kontrol ini biasanya dibangun persis setelah tikungan. Sama halnya dengan posisi bangunan yang awal disebut sebagai bunker ini.
"Biasanya bak pengontrol ini (dibangun) ada ditikungan, cenderung dibangun lurus dan nekuk. Dan lokasinya (bangunan) ini juga sama. Posisi sama di belokan juga," beber dia.
"Pengalaman dan pengamatan dilapangan kurang lebih seperti itu, setelah di bak itu air bisa melewat. Karena Lengkungan arah air keluar kecil dibandingkan saat masuk seperti kita lihat di video, artinya banyak kemungkinan," lanjutnya.
Meski begitu, ditambahkannya, untuk memperkuat apakah bangunan yang ditemukan Pemkot Bogor melalui Dinas PUPR ini merupakan sebuah bunker atau sebagai penampungan air, dalam waktu dekat ini tim akan mulai dibentuk untuk menelusurinya.
"Minggu depan rencananya tim akan mulai duduk bareng. Tim terdiri dari unsur pemerintahan, akademisi (dosen) dan arkeologi," tandasnya.