Duka Mantan Napi Teman Korban Kebakaran LP Tangerang: 4 Tahun di Sana Malam Siang Tak Dikunci, Kepikiran Kenapa Dikunci?
ERA.id - Tragedi kebakaran di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang menyisakan duka bagi kerabat korban. Pasalnya, tragedi ini menewaskan 45 warga binaan. Tak terkecuali Anwar (nama samaran), yang tak dapat menahan tangis tatkala wartawan ERA.id menyambangi rumahnya di kawasan Kabupaten Tangerang, Selasa, (14/09/2021).
Dari 45 korban meninggal, sebagian merupakan teman baiknya selama menghuni hotel prodeo itu. Anwar pun tak menyangka tragedi besar menimpa bekas tempat dimana dia dibina. Ia merupakan mantan warga binaan di Lapas Kelas 1 Tangerang kasus narkoba yang menghirup udara bebas pada akhir 2020 lalu.
"Si Epi, Kusnaedi, si Jenong. Teman gua semua itu," ujarnya sembari menahan tangis.
Pria dengan tato di sekujur tubuh ini merasakan kejanggalan dari tragedi di Lapas yang berdiri sejak 1972 itu. Dia kaget bukan kepalang ketika mengetahui saat kejadian, 45 warga binaan itu meninggal dalam keadaaan terkunci di dalam sel tahanan. Anwar mengaku selama ia ditahan pintu sel tidak pernah dikunci.
"Enggak pernah dikunci, malam siang nggak pernah dikunci. Yang dikunci itu pintu utama. Tapi kalau di kamar-kamar nggak pernah, nggak pernah dikunci. Gua masih kepikiran, kok kenapa dikunci, gua 4 tahun disana," katanya.
Dia mengaku, saat itu suasana di Lapas yang penuh sesak membuat sel tak dikunci. Para warga binaan yang tak tertampung di kamar maka menempati luar sel untuk tidur, tepatnya di Aula.
Lalu, untuk memudahkan Mandi Cuci Kakus (MCK) atau buang air napi yang tidur di aula maka kamar tak dikunci. Pasalnya, kamar mandi ada di sel.
"Nggak pernah dikunci kamar, gua dari D1 D2 nggak dikunci, pindah lagi gua ke A2 nggak pernah dikunci, nggak pernah dikunci demi Allah, terus A3 ngga dikunci juga. C juga sama nggak pernah dikunci, soalnya kan anak aula kencing sama berak di kamar kan gitu. Iya dong," jelas Anwar.
Kendati demikian, dia hanya dapat bertawakal dengan kejadian ini. Bila pada kebakaran tersebut ada unsur kesengajaan dia berharap polisi segera menghukum pelakunya.
"Emang harus diusut, itu teman-teman gua meninggal, meninggal kagak wajar. Mending mati bunuh diri, ini mati dibakar," katanya dengan nada lirih manahan tangis.