Kasihan Walkot Danny Dibikin Pusing dengan Proyeknya Sendiri: Kontainer Makassar Recover
ERA.id - Proyek kontainer Makassar Recover yang diandalkan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, belakangan banyak dikeluhkan. Alasannya jelas, perkembangan tersendat.
Bentuk tersendatnya adalah, program itu belum sepenuhnya bisa dilihat masyarakat secara keseluruhan. Parahnya lagi, program ini sudah memakan uang rakyat.
Dilansir Tribun Timur, estimasi per kontainer menelan anggaran sebesar Rp100 juta.
Danny sebelumnya dengan percaya diri bilang kalau kontainer itu akan dijadikan posko penanganan covid-19 di Kota Makassar, juga sebagai pusat kontrol kesehatan dan pemeriksaan GeNose.
Nah, karena yakin dengan proyek ini, Pemkot Makassar langsung menempatkan onggokan besi tersebut di 153 kelurahan.
Beberapa waktu berselang, bukannya langsung mencapai ratusan, kontainer itu hanya baru terlihat di Kelurahan Maricaya, Kecamatan Mamajang.
Saat dikonfirmasi soal proyek tersebut, Danny mengaku pusing. Makanya ia langsung melempar tugas ke Sekretaris Daerah M Ansar.
"Tanya pak sekda, saya tidak tahu berapa. Saya sudah tugasi dia," ucap Danny dikutip dari Tribun, Kamis (16/9/2021).
"Pusingka liat itu. Dari dulu saya teriak-teriak. Pak sekda yang saya tugasi," ujarnya.
Sekda sendiri sebelum Danny berkomentar, mengaku kalau baru dua Kontainer Makassar Recover yang rampung 100 persen. 151 sisanya masih tersandung persoalan administrasi lahan.
"Saya bilang perbaiki dulu administrasi. Yang rampung kan betul-betul baru dua, itu yang kemarin yang ujicoba (di Kecamatan Mamajang)," ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Tak cuma itu, Ansar juga menyalahkan bawahannya seperti para lurah yang bertugas di lapangan.
Di Kecamatan Tallo, ia telah berkoordinasi kepada pihak tol untuk penempatan kontainer.
"Di kecamatan Tallo ada itu kelurahan, kita komunikasikan lahannya itu dengan pihak tol. Akhirnya kita gunakan, karena memang dari pihak tol di lerengnya itu memang kosong. Mereka yang punya otoritas, makanya saya komunikasi, akhirnya bisa," jelasnya.
Beberapa lurah juga disebut belum terlalu mengerti proyek ini, makanya realisasinya berjalan lamban.