Review Film Shang-Chi and the Legend of Ten Rings: Adegan Laga Epik, Dominasi Seni Bela Diri Asia

ERA.id - Shang-Chi and the Legend of Ten Rings akhirnya rilis di bioskop Indonesia. Film yang menceritakan awal kisah Shang-Chi, super hero terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU) ini siap ditayangkan di seluruh bioskop tanah air pada 22 September 2021.

Film ini menyajikan kisah kehidupan Shang-Chi, merupakan karakter dalam Marvel Comics yang dibuat pada tahun 1970an silam. Tim kreatif Marvel, Kevin Feige dan Jonathan Schwartz membuat kisah dan karakter film ini dengan sentuhan baru dan adegan yang begitu dekat dengan masyarakat Asia, dan cerita kisah Shang-Chi yang belum pernah diketahui.

Sinopsis

Shang-Chi and the Legend of Ten Rings (Foto: IG @shangchi)

Film Shang-Chi and the Legend of Ten Rings, penggemar Marvel akan diajak untuk menyaksikan kisah tentang organisasi Ten Rings, yang dipimpin oleh Xu Wenwu (Tony Leung), ayah dari Shang-Chi (Simu Liu). Kisah Shang-Chi dalam film ini dimulai saat hidupnya di San Fransisco yang tenang diusik oleh sekelompok pembunuh bayaran yang berusaha merampas liontin pemberian mendiang ibunya.

Serangan tersebut membuat Shang-Chi dan sahabatnya, Katy (Awkwafina), harus meninggalkan hidup mereka di San Fransisco dan pergi menuju Macau untuk menemui adik Shang-Chi, Xu Xialing (Meng'er Zhan), untuk memperingatkannya tentang ancaman yang akan datang tersebut.

Seiring perjalanannya, Shang-Chi harus kembali menghadapi masa lalu yang telah lama ia tinggalkan. Ketika ia kembali masuk dalam lingkaran organisasi Ten Rings yang misterius, ia menyadari bahwa ia harus segera menghentikan ayahnya.

Alur cerita

Film ini menyajikan alur cerita yang menarik, di mana mengisahkan hubungan antara ayah yang melatih anaknya menjadi seorang pembunuh, dan saat anaknya telah tumbuh dewasa, ia harus bertarung melawannya. Pengembangan cerita tiap tokoh utama dalam film ini dikemas dengan baik, sehingga kisah mereka masing-masing tersampaikan.

Namun, di satu sisi, konflik yang terjadi di film ini tidak terlalu kompleks dan sudah terjadi di kebanyakan film lainnya. Di mana bercerita tentang seorang laki-laki yang membalas dendam dan mengabaikan anak-anaknya karena kehilangan seorang istri. Kemudian anak-anaknya hadir untuk menyadarkan sang ayah, yang berakhir pada perkelahian mengacam nyawa.

Meski demikian, pengemasan cerita cukup epik dengan dibumbui komedi-komedi yang tidak terduga. Komedi sederhana tetapi mengundang gelak tawa membuat film ini tidak bosan untuk ditonton.

Adegan laga didominasi dengan seni bela diri asal Asia

Shang-Chi and the Legend of  Ten Rings (Foto: IG @shangchi)

Satu hal yang menjadi keistimewaan film ini adalah menyajikan adegan laga yang sangat kental dengan seni bela diri asal Asia. Petualangan penuh aksi Shang-Chi dalam menghadapi masa lalunya ini menyuguhkan sebuah kisah yang autentik dengan karakter keren, yang menampilkan perpaduan unik budaya seni bela diri yang melegenda dan kehidupan modern masyarakat Asia-Amerika.

Sajian aksi laga di film ini terdiri dari beberapa seni bela diri Asia, mulai dari Kung Fu, Wushu, Hong Quan, Muay Thai, Silat, Krav Maga, hingga Jiu Jitsu. Dengan itu, penonton dimanjakan dengan adegan aksi seru yang pastinya sayang untuk dilewatkan.