Disebut Politisasi PSM Makassar, Walkot Parepare Taufan: Politik dan Bola Tak Terpisah
ERA.id - Taufan Pawe beberapa hari belakangan banyak disebut di dunia maya. Selain piawai mengelola Kota Parepare, wali kota ini juga jadi suntikan tenaga untuk penampilan PSM Makassar di kemudian hari.
Walau Taufan bukan rekrutan baru atawa pemain yang menjadi ujung tombak di Juku Eja, setidaknya ia menyambut PSM dengan tangan terbuka.
Toh, skuad Pasukan Ramang sampai sekarang belum punya 'rumah' di kota kelahirannya akibat pembangunan stadion yang tersendat, baik di Mattoanging dan Barombong. Sempat dibikin murung karena keadaan tersebut, Taufan akhirnya beri solusi.
Kini, dengan segenap kerja-kerja politik lewat Munafri, Golkar, dan Pemkot Parepare, klub tertua di Indonesia tersebut hampir pasti punya kandang baru di Kota Pelabuhan tersebut.
Ya, menciptakan stadion memang mesti memakai kerja politik. Taufan pun menerima kalau dirinya dianggap mempolitisasi klub kebanggaan masyarakat Sulsel.
Taufan bilang, semua orang punya hak untuk berpendapat. Tapi yang pasti, pria berakronim TP ini mengaku dirinya bukan orang baru dalam kancah sepak bola.
Saat masih di bangku SMA, suami dari Erna Rasyid itu tergabung dalam klub sepak bola pemuda bernama PS Jaka Putra. Saat itu, ia setim dengan para pemain yang kelak jadi pemain Persipare era 1980-an seperti Yan Ambasalu, Sapri Salassa, dan Jalil Koro.
Pada masa remaja, Taufan Pawe fans fanatik PSM Makassar. Di masa itu, TP 'mati-matian' mendukung Pasukan Juku Eja. Striker PS Jaka Putra itu rela menyisihkan uang jajan sekolahnya demi menyaksikan PSM Makassar di Stadion Mattoangin secara langsung.
Baginya, jarak Parepare-Makassar bukan halangan bagi para laskar PSM.
"Saya ingat keseruan bersama teman-teman naik mobil penumpang. Kadang juga memohon ke orang tua meminjam mobil pick-up-nya. Bahkan kita pernah bermalam di stadion karena tidak dapat mobil," kenang Taufan Pawe.
Politik dan sepak bola
Sejatinya, sosok 55 tahun ini bukan orang baru kemarin menggilai olahraga termasuk sepak bola. Mulai dari sepak bola, jetski, golf, tennis, dan bahkan bersepeda kesukaannya dalam berolahraga.
Kegemaran olahraga juga terlihat dari upaya gencar membangun dan memperbaiki infrastruktur setiap tahunnya. Ada GOR Bacukiki, renovasi Lapangan Andi Makkasau hingga rehabilitasi Stadion Gelora BJ Habibie yang dulu bernama Stadion Gelora Mandiri.
Politik dan sepak bola, baginya tidak bisa dipisahkan. Ayah tiga anak ini mencontohkan bagaimana keinginan Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah (NA) yang ingin menyulap Stadion Mattoangin berstandar FIFA.
Namun nahas, pembangunan yang sudah dimulai itu terhenti setelah NA tersandung masalah KPK. Harapan suporter PSM Makassar memiliki stadion megah kembali pupus.
"Persepakbolaan harus disentuh dengan kebijakan kepala daerah. Bukankah kepala daerah itu merupakan jabatan politis? Biar bagaimana kuatnya suatu daerah dari segi penganggaran, kalau tidak ada political will dan political action dari kepala daerah itu, kebutuhan mayoritas masyarakat yang pencinta sepak bola akan sulit terwujud," ungkapnya.
Ketua DPD I Golkar Sulsel ini menjelaskan, industri persepakbolaan sangat sejalan dengan visi misinya membangun Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap.
Sebagai kota jasa, PSM Makassar bermarkas di Kota Parepare akan menimbulkan multiplier efek yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Parepare.
"Pak Appi mengatakan, industri sepak bola ini sangat menjanjikan. Seperti inilah yang saya maksud. Dengan semangat ini, saya meyakini pada sektor kepariwisataan Kota Parepare bakal meningkat. Karena industri sepak bola memiliki multiplier efek yang positif bagi perekonomian," pungkasnya.
Atas dasar itulah, Taufan serius membenahi infrastruktur sepak bola dan bikin Pemkot Parepare mulai membenahi potensi itu semua.
Pada APBD Perubahan 2021 Kota Parepare, TP kembali berkomitmen untuk merenovasi stadion. Dirinya menginginkan sarana dan prasarana sepak bola di Kota Parepare memenuhi standar yang ditetapkan.
Bukan hanya Stadion BJ Habibie, Lapangan Andi Makassau turut dibenahi untuk tempat latihan PSM Makassar.
Lapangan alun-alun Andi Makkasau Kota Parepare mulai direhab dengan nilai anggaran Rp1,9 miliar. Rehabilitasi meliputi perbaikan saluran air, sehingga dapat mengurangi resiko air tergenang ketika hujan.
“Elevasi lapangan juga kami naikkan dengan ketinggian sekitar 20-30 cm dari yang sudah ada saat ini,” ujar Wali Kota Parepare dua periode itu.
Untuk jenis rumput, lanjut dia, akan menggunakan Zoysia Matrella atau Rumput Manilla. Sama persis digunakan Stadion GBK Jakarta.
Rumput ini memiliki elastisitas yang tinggi dan teksturnya halus dibandingkan jenis lainnya. Jenis rumput ini membuat bola bergulir dengan baik.
"Jadi Pemerintah Kota Parepare berkomitmen kuat untuk menghadirkan dan tampil sebagai kota yang betul-betul menghadirkan stadion memenuhi standar," tandasnya.