Menhan: TNI Selamanya Tentara, Bukan Politikus
Mengawali pengarahannya, Ryamizard mengingatkan prajurit TNI senantiasa menjadi prajurit profesional. Ia berpesan agar prajurit TNI tak terburu-buru ingin jadi politikus, gubernur, bahkan presiden.
"Tentara akan selamanya tentara, bukan politisi. Kalau hitam-hitam, putih-putih. Jadi masuk tentara jangan sampai baru masuk, baru di tengah jalan sudah berangan-angan pengin jadi apa, ini sudah rusak. Jadi bupati, gubernur, terakhir jadi presiden," kata Ryamizard, saat memberikan arahan kepada perwira dan komandan di Batalion 467 Paskhas, Jumat (4/5/2018).
Menurut Ryamizard, sah-sah saja jika ada prajurit TNI di tengah jalan diminta menjadi pejabat publik. Namun, menurutnya, jangan sampai prajurit itu sendiri yang berambisi dan meminta-minta menjadi bupati, gubernur, atau presiden.
"Jangan minta-minta, itu enggak benar. Nah yang minta-minta itu siapa itu, tahu enggak? Ya pengemis. Tapi kalau dikasih, alhamdulillah," ucapnya.
Baca Juga : Menhan Bilang, Tentara Jangan Berpolitik
(Menhan Ryamizard dan Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo)
Ditambahkan Ryamizard, saat ini ancaman serius bangsa Indonesia adalah hancurnya ideologi negara. Dia juga meminta TNI-Polri bersinergi dalam menghadapi berbagai ancaman, apalagi di tahun politik.
"Kalau negara berarti, Sabang sampai Merauke. Bukan sepotong-sepotong. Dan saya selalu mengatakan hal yang sama, kita adalah 1, kita adalah TNI, suara harus menjadi satu," tambahnya.
Baca Juga : Polisi Atau Sipil Tak Jamin Netralitas Pilkada
Arahan ini disampaikan kepada 166 perwira TNI AU dari seluruh Indonesia. Kedatangan Ryamizard di Batalion ini disambut oleh Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo. Sebelum mengunjungi Korpaskhas, Menhan telah mengunjungi para perwira dan komandan satuan di lingkungan Marinir di Cilandak, Jakarta Timur.