Pendidikan Literasi Berawal dari Rumah

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Lalu, di manakah semua berawal? Tentu saja dari rumah. Orang tua harus memberi contoh membaca yang baik untuk menumbuhkan minat baca anak.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, keluarga memiliki kesempatan untuk memberi contoh yang baik kepada anak. Dan orang tua yang terbiasa membacakan buku kepada anak-anaknya merupakan contoh baik, yang bisa diterapkan di setiap keluarga. 

"Literasi memiliki banyak dimensi. Mulai dari literasi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jadi, untuk menumbuhkan minat baca tidak hanya melalui sekolah tetapi juga dari keluarga," ujar Muhadjir seperti dilansir dari Antara, Sabtu (5/5) kemarin.

Muhadjir menambahkan, para orang tua juga dapat dilatih membacakan buku cerita kepada anak. Tapi, jangan sekadar membacakan cerita, melainkan juga memahami kandungan cerita yang ada di dalamnya. Dan melalui Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku), ia berharap minat baca anak semakin meningkat. 

Baca Juga : Pendidikan Karakter dan Literasi Jadi Ruh Kebudayaan

Sasaran Gernas Baku adalah orang tua, warga sekolah, dan masyarakat. Gernas Baku dapat dilakukan di berbagai satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), rumah dan komunitas. Melalui gerakan ini, diharapkan pula dapat terwujud kebiasaan baik yang mendorong peningkatan minat baca anak. 

Gernas Baku merupakan bagian dari gerakan literasi nasional untuk menumbuhkan minat baca yang ditujukan untuk anak usia dini. Orang tua harus menyiapkan bahan-bahan bacaan untuk anak sesuai usianya. Bahkan jika perlu menyediakan pojok baca di rumah.

Baca Juga : Memperkuat Pendidikan, Memajukan Kebudayaan

Ilustrasi grafis (era.id)

Literasi melawan hoaks

Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho mengatakan, literasi adalah hal paling penting untuk menghadapi masifnya sebaran hoaks. Masuk akal. Sebab, rendahnya budaya literasi jadi penyebab utama kenapa hoaks dapat menyebar dengan begitu cepat.

Yang sedih, di Indonesia, budaya literasi masyarakat amat rendah. Merujuk hasil studi Most Littered Nation in The World yang dilakukan Central Connecticut State University Tahun 2016 lalu, Indonesia dianggap negara dengan kemampuan literasi paling rendah di dunia. Dari 61 negara yang disertakan dalam studi itu, Indonesia menempati posisi 60.

Tag: era pendidikan riwayat pendidikan tri mumpuni