Harga Telur Anjlok di Pasar, Gerindra: Pemerintah Jangan Bikin Beban Baru
ERA.id - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Ahmad Muzani menyoroti anjloknya harga telur di pasaran yang mencapai Rp15.000 per kilogram, sehingga persoalan tersebut tidak boleh dibiarkan terus berlarut.
"Para petani telor merugi puluhan juta rupiah, dan berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas jatuhnya harga telur ini. Persoalan ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena menyangkut sumber protein dan makanan utama rakyat kecil," kata Ahmad Muzani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, persoalan tersebut tidak boleh dibiarkan karena jumlah peternak ayam petelur cukup besar seperti ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera hingga Sulawesi dan hampir di setiap provinsi.
Dia menilai, jika persoalan tersebut dibiarkan, maka akan menjadi beban baru, apalagi telur merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia sejak dulu hingga sekarang.
"Telur telah menjadi sumber protein tinggi yang murah meriah dan sangat digemari rakyat," ujarnya.
Muzani mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan harga telur menjadi anjlok, salah satunya karena tingginya harga pakan ayam, sehingga produksi ayam petelur menjadi tinggi sebagai akibat dari penerapan PPKM.
Sementara itu menurut dia, serapan di pasar masih rendah dan produksi yang melimpah tidak bisa diserap maksimal oleh pasar, sehingga menyebabkan harga telur terus mengalami penurunan dan akibatnya para peternak ayam petelur mengalami kerugian.
"Rendahnya harga telur dipicu tingginya harga pakan. Ini menyebabkan produksi ayam menjadi mahal, sementara harga telur menjadi jatuh. Hotel-hotel dan bisnis restoran belum semuanya pulih dan normal, itu menjadi penyebab harga telur jatuh, efek dari kebijakan PPKM," katanya.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra itu berharap pemerintah bisa segera memberikan solusi atas persoalan tersebut, misalnya, melalui sumber dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp321,2 triliun dan anggaran UMKM sebesar Rp27,28 triliun.
Dia mengatakan, Partai Gerindra meyakini permasalahan jatuhnya harga telur di pasaran yang merugikan peternak ayam bisa diatasi dari sumber APBN yang sudah disepakati DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 30 September lalu.
"Akumulasi dari kerugian yang dialami para peternak ayam telur itu bisa mencapai triliunan rupiah, itu mengapa mereka meminta perhatian dari pemerintah. Partai Gerindra berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada para peternak ayam telur ini melalui dana PEN atau UMKM yang baru saja disetujui DPR Tahun Anggaran 2022," ujarnya.