Ketua KPU: Lembaga Survei Harus Transparan
This browser does not support the video element.
"Lembaga survei itu harus transparan terhadap seluruh proses mekanisme termasuk detail yang melaksanakan survei tuh siapa. Kan bukan hanya dia sendiri yang membentuk tim segala macam kita dorong saja supaya itu terbuka nanti masyarakat silakan menilai," kata Arief di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Senin (7/5/2018).
Baca Juga : KPU Diminta Awasi Lembaga Survei
Menurut Arief, media sebenarnya bisa mengkritisi dari berbagai survei yang ada. Mulai dari detail kerja dan metodologi hingga urusan yang paling kecil sekalipun. Apalagi media kerap menjadi audiens dalam acara rilis lembaga survei.
"Ketika dia merilis hasil surveinya tanyakan survei ini anggarannya dari mana, berapa besar, siapa yang terlibat dalam survei, metodologinya bagaimana," tutur Arief.
"Jadi jangan hanya yang selama ini saya lihat di media hanya dipublikasikan survei si A sekian persen, si B sekian persen," sambungnya.
Baca Juga : KPU Luncurkan Maskot dan Jingle Pemilu 2019
Hasil survei janggal
Sebelumnya, sebuah hasil survei yang dirilis Indonesia Network Election Survei (INES) dipertanyakan. Dalam survei itu, elektabilitas calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinyatakan mengungguli semua calon.
Dalam pertanyaan tertutup, Prabowo memperoleh suara di atas 54,50 persen, mengungguli petahana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan 26,10 persen, Gatot Nurmantyo 9,10 persen, dan sejumlah tokoh lain 10,30 persen.
Sedangkan dalam pertanyaan terbuka, Prabowo unggul dengan 50,20%, di atas Jokowi dengan 27,70 persen, Gatot Nurmantyo 7,40 persen, dan tokoh lain yang berbagi 14,70 persen.
Survei yang dilakukan 12-28 April 2018 itu melibatkan 2.180 responden yang dipilih secara proporsional di 408 kabupaten/kota di Indonesia, dengan metode multistage random sampling dan angka margin of error -/+ 2,1 persen, tingkat kepercayaan dari survei ini mencapai 95 persen.
Terkait itu, Wasekjen PPP, Achmad Baidowi menyebut adanya keganjilan dalam hasil survei tersebut. Awiek --sapaan akrab Baidowi-- bingung, bagaimana bisa INES memunculkan hasil yang begitu berbeda dari sejumlah hasil survei lain yang kebanyakan menunjukkan keunggulan Jokowi di atas sejumlah calon lain.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puyuono justru meyakini kebenaran dari hasil survei INES. Kata Arief, hasil survei INES justru menunjukkan kebenaran di antara sejumlah hasil survei lain.
Kata Arief, INES memiliki kredibilitas dalam hal ini. Terbukti, dalam Pilkada DKI Jakarta, hasil survei INES berhasil mendekati hasil real count yang dilakukan lembaga pemilihan umum.
PPP sebagai partai yang mendukung pemerintah boleh saja ragu, tapi Partai Gerindra pun juga boleh saja memiliki penilaian sendiri. Yang jelas, seruan KPU soal transparansi dan independensi yang harus dijunjung tinggi setiap lembaga survei ini bukan lah hal yang bisa diabaikan.