Novanto Seret Golkar Jatuh
Dalam survei terhadap responden yang mendukung Partai Golkar di Pileg 2014, sebanyak 5,3 persen responden memutuskan untuk tidak lagi memilih partai berlambang pohon beringin itu.
"Isu pengadilan Setya Novanto menurunkan dukungan Golkar secara signifikan," kata peneliti LSI, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/5/2018).
Menurut Ardian, meski ada penurunan, suara Partai Golkar tetap tinggi, lantaran empat program yang diasosiasikan Partai Golkar disukai oleh mayoritas pemilih.
Empat program yang dimaksud adalah sembako murah, yang disukai 87,5 persen responden, program penyedia lapangan kerja (84,4%), program rumah harga terjangkau dan mudah akses disukai (82,4%), dan program teknologi tinggi untuk keadilan dan kesejahteraan disukai (76,9%).
"Empat program (Partai) Golkar ini yang menaikkan suara (Partai) Golkar kembali," ujar Ardian.
Infografis "Setya Novanto" (era.id)
Namun, kata Ardian, tingkat pengenalan program ini di masyarakat masih kurang dari 15 persen. Jika Partai Golkar ingin menaikkan elektabilitasnya, Partai Golkar harus ada upaya untuk mengenalkan program tersebut lebih luas lagi.
"Semakin program ini dikenal, semakin baik dukungan untuk (Partai) Golkar," tutupnya.
Sebelumnya, LSI Denny JA merilis hasil survei mengenai elektabilitas partai politik. Berdasar hasil survei, LSI Denny JA membagi partai politik peserta Pemilu 2019 menjadi empat kelompok.
Baca Juga : Akhir Pelarian Si Licin Setya Novanto
Divisi utama, yakni partai dengan elektabilitas di atas 10 persen; divisi menengah, partai dengan elektabilitas di bawah 10 persen dan di atas batas parliamentary threshold 4 persen; divisi bawah, atau partai dengan elektabilitas di bawah parliamentary threshold 4 persen; dan divisi nol koma, partai dengan perolehan suara nol koma.
Dari hasil pembagian itu, terdapat tiga partai politik yang yang elektabilitasnya di atas 10 persen, yaitu PDIP di posisi tertinggi dengan elektabilitas 21,7 persen, menyusul Partai Golkar (15,3%), dan Partai Gerindra (14,7%).
Survei dilakukan melibatkan 1.200 responden dan dilakukan serentak di 34 provinsi dari tanggal 28 April sampai 5 Mei 2018.