Kemenkes Prediksi Akan Ada Gelombang Ketiga Covid-19, Berpotensi Terjadi Usai Libur Panjang Akhir Tahun

ERA.id - Kementerian Kesehatan menyebutkan, gelombang ketiga Covid-19 pasti akan terjadi di Indonesia. Hal ini karena sifat penyakit virus SARS-CoV-2 yang tak cukup menyerang satu gelombang saja.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengtakan, negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi pun tidak luput dari serangan gelombang ketiga Covid-19.

"Keniscayaan akan gelombang ketiga itu pasti terjadi. Tentunya kita harus terus menerus mengingatkan kepada masyarakat bahwa pandemi ini belum selesai," kata Nadia dikutip dari kanal YouTube FMB9ID_IKP pada Jumat (22/10/2021).

Nadia mengatakan, saat ini dunia masih harus menghadapi Covid-19 varian Delta, yang memiliki penyebaran penularan yang sangat cepat. Meskipun tidak terlalu mematikan, namun Varian Delta dapat memicu terjadinya gelombang ketiga seperti di Inggris, Amerika Serikat, Eropa, dan Israel.

Dia juga mengingatkan, gelombang ketiga Covid-19 masih berpotensi terjadi pasca libur panjang di akhir tahun nanti. Kata Nadia, mobilitas masyarakat cenderung meningkat saat libur panjang dan menurunnya angka kasus.

"Kita tahu dari tahun lalu, ada beberapa potensi-potensi kegiatan masyarakat yang bisa menimbulkan lonjakan kasus, khususnya setelah perayaan hari-hari besar misalnya itulah muncul peningkatan kasus," kata Nadia.

"Di akhir tahun ada perayaan Natal dan terakhir adalah liburan Tahun Baru yang kita tahu pergerakan mobilitas ini sangat tinggi di masyarakat," imbuhnya.

Oleh karena itu, Nadia kembali mengimbau agar masyarakat jangan sekalipun mengabaikan protokol kesehatan meskipun sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Masyarakat harus tetap waspada sambil menunggu kekebalan kelompok terbentuk.

Dia mengatakan, saat ini baru 50 persen daru jumlah sasaran vaksinasi Covid-19 yang baru mendapatkan dosis pertama dan masih ada 68 persen masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua.

"Kita harus tetap waspada sambil menunggu 208 juta saudara-saudara kita mendapatkan vaksinasi lengkap. Pada saat itulah, mungkin kita betul-betul bisa full relaksasi, tapi tetap waspada," pungkasnya.