Survei Litbang Kompas: Partai Gelora Lebih Dikenal Daripada Partai Ummat
ERA.id - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) menjadi salah satu partai baru di Indonesia yang cukup dikenal masyarakat. Hal tersebut berdasarkan survei Litbang Kompas terkait partai poliik baru yang dikutip pada Jumat (22/10/2021).
Dalam survei tersebut, tercatat Partai Gelora paling banyak dikenal publik dengan angka 4,3 persen. Disusul Partai Masyumi sebanyak 2,7 persen dan Partai Indonesia Damai 2,4 persen.
Di papan tengah, nama partai baru yang dikenal yaitu Partai Ummat 2,1 persen, Partai Nusantara 1,6 persen, dan Partai Usaha Kecil Menengah 1,2 persen.
Kemudian ada pula Partai Rakyat Adil Makmur 1 persen, Partai Era Masyarakat Sejahtera 0,4 persen, Partai Negeri Daulat Indonesia 0,3 persen, dan Partai Cinta 0,1 persen.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, jumlah responden yang mengaku tertarik memilih Partai Gelora di Pemilu 2024 sebanyak 37 persen. Sedangkan yang tertarik memilih Partai Masyumi sebesar 32 persen, dan yang tertarik memilih Partai Ummat hanya 24 persen.
Sementara Partai Era Masyarakat Sejahtera dan Partai Cinta tercatat 100 persen responden mengaku tertarik memilih pada Pemilu 2024, meskipun tingkat keterkenalan mereka kecil.
Dari partai-partai baru tersebut, beberapa diantara didirikan oleh tokoh nasional. Diantaranya yaitu Partai Gelora yang didirikan oleh mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 Fahri Hamzah. Partai pecahan PKS itu dideklarasikan pada Oktober 2019 dan menjabat sebagai Ketua Umum yaitu Anis Matta.
Kemudian Partai Masyumi yang dihidupkan kembali oleh mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 yang juga Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatan Indonesoan (KAMI) Ahmad Yani. Partai Masyumi dideklarasikan pada November 2020.
Terakhir, ada Partai Ummat yang merupakan pecahan dari PAN. Partai Ummat dideklarasikan pada April 2021 oleh pendirinya yang juga pendiri PAN Amien Rais. Belakangan, Partai Ummat banyak ditinggal kadernya baik dari jajaran pengurus pusat maupun daerah.
Survei Litbang Kompas dilakukan dari tanggal 26 September-9 Oktober 2021 melalui wawancara tatap muka. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistemtis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian 2,8 persen.