Dukung Permintaan Jokowi Tes PCR Rp300 ribu, Ganjar: Akan Lebih Baik Jika Harganya Bisa Ditekan Lagi
ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung Presiden Joko Widodo yang meminta harga PCR diturunkan.
Meski demikian, dia menilai akan lebih baik jika harga tes tersebut bisa lebih murah dari harga baru yang diinginkan Presiden yakni sebesar Rp300 ribu.
Menurut Ganjar harus ada tim yang bisa mengkaji harga tes PCR agar tidak menimbulkan fitnah.
Ganjar mengatakan, keberadaan tim yang bisa mengkaji lebih rinci dan transparan bisa membuat harga tes PCR bisa ditekan lebih murah lagi. Tim itu juga bisa mengkaji apakah PCR bisa digantikan dengan tes lainnya.
"Bisa tidak digantikan dengan antigen atau antigen yang lebih murah lagi. Bisa tidak menggunakan Genose," kata Ganjar, Ketua Alumni UGM (Kagama) ini pada Rabu (27/10/2021).
GeNose merupakan alat skrining Covid-19 karya UGM berbasis embusan napas. Sejak PPKM Darurat awal Juli lalu, alat itu tak digunakan untuk tes pelaku perjalanan. Sejumlah pihak menyebut GeNose tak akurat mendeteksi Covid-19 kendati dibantah oleh pihak UGM.
"Atau memastikan dalam konteks perhubungan. Umpama kalaulah penerbangan memang betul dirasa aman, ya nyatakan saja itu aman sehingga kita tidak perlu melakukan tes. Pemegang otoritasnya saya kira penting untuk menentukan itu. Kebijakan Presiden tentu sangat menyenangkan buat masyarakat," kata Ganjar.
Sementara itu, terkait ancaman gelombang ketiga dan menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Ganjar mengatakan, masih menghitung dan menyiapkan skenario agar tidak terjadi ledakan kasus.
Dalam beberapa kesempatan, Ganjar sudah mewanti-wanti bahwa gelombang ketiga memang menjadi ancaman. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat.
"Sekarang sedang menghitung dan memperhitungkan betul-betul agar itu tidak terjadi. Kita lagi menimbang dan kemarin diskusi juga dengan pemerintah pusat bagaimana sebaiknya di liburan Nataru besok," katanya.
Menurut Ganjar, skenario saat Nataru nanti adalah tidak menambah hari libur. Ia juga berpesan agar masyarakat lebih baik berlibur di tempat masing-masing sebagai langkah antisipasi.
"Toh harinya, baik Natal maupun Tahun Baru, itu kalau tidak salah hari Sabtu. Artinya tidak perlu ada penambahan hari libur agar kita semuanya berlibur di tempat masing-masing. Mungkin itu bisa sedikit mengendalikan kondisi," katanya.