Jelang Akhir Tahun, Harga Minyak Goreng Melambung, Pedagang Kecil Mulai Terusik

ERA.id - Pedagang sembako di Pasar Slipi Jakarta Barat mengeluhkan naiknya harga minyak goreng sejak sekitar dua bulan lalu.

Seorang pedagang di Pasar Slipi, Syawal (65), mengatakan, harga minyak goreng curah naik sejak sekitar dua bulan lalu, dari Rp15.000 per liter, kini menjadi Rp19.000 ribu per liter.

Untuk minyak goreng kemasan, sebelumnya harganya Rp28.000 sampai Rp30.000 per dua liter, tapi saat ini naik menjadi Rp32.000 ampai Rp35.000 per dua liter.

"Naiknya bertahap dan sekarang harganya menjadi seperti itu," katanya.

Menurut Syawal, naiknya harga minyak goreng curah maupun kemasan, sehingga volume penjualan minyak goreng menjadi menurun.

"Biasanya dalam sehari saya bisa menjual enam kemasan minyak goreng ukuran dua liter, tapi sekarang hanya bisa menjual dua kemasan saja berukuran dua lter," katanya.

Pedagang sembako lainnya, Ahmad (50), mengatakan, sejak harga minyak goreng naik, pendapatannya jadi menurun.

Ahmad yang berjualan di Kembangan Jakarta Barat, berharap, harga minyak goreng bisa stabil sehingga penjualannya kembali normal.

"Harapan saya, harga kembali normal, sehingga penjualan dan pembelian pun bisa normal," kata dia.

Sementara pedagang di Pasar Cipete Utara mengharapkan pemerintah dapat segera menurunkan tingginya harga minyak goreng dalam beberapa pekan terakhir.

Salah satu pedagang bahan pokok, Sriyanto (42), mengatakan sudah tidak menjual minyak goreng curah lantaran harganya yang tinggi.

Sriyanto mengaku hanya menjual minyak goreng dalam jumlah kecil dengan satuan miligram saja.

"Saya sudah sebulan tidak menjual minyak goreng curah. Sekarang hanya menjual minyak goreng kemasan, itu pun tidak ada kemasan per kilogram lagi, paling maksimal 900 miligram (mg). Kalau harganya tinggi susah mendapat pelanggannya," katanya.

Sriyanto mengatakan, normalnya, dia menjual minyak goreng eceran seberat satu liter dengan harga Rp16 ribu. Namun, sekarang dia menjual minyak goreng 900 mg sudah Rp17 ribu.

Menurutnya, naiknya harga tersebut membuat lapak dagangannya sepi pembeli dalam beberapa hari terakhir.

Apalagi, kata dia, umumnya para pembeli merupakan para pelaku usaha yang memanfaatkan minyak goreng sebagai bahan pokok dagangannya.

"Pelanggannya susah, mereka mintanya yang murah aja. Makanya, mudah-mudahan bisa normal seperti dulu. Kalau dulu minyak jenis Tropica, Sania dan Bimoli masih bisa menjual Rp16 ribu, sekarang sudah tidak bisa lagi," katanya.