Google Assistant Bisa Menelepon Seperti Manusia
Dalam acara tersebut, CEO Google Sundar Pichai memutar percakapan telepon yang dilakukan Google Assistant kepada salah satu tempat salon kecantikan. Teknologi kecerdasan buatan yang diterapkan pada aplikasi tersebut membuat percakapan benar-benar terdengar natural layaknya dua manusia yang sedang melakukan komunikasi dua arah.
Saking naturalnya percakapan tersebut, orang yang mengangkat telepon dari Google Assistant tidak menyadari dia sedang berbicara dengan robot. Google Assistant dapat mengajukan pertanyaan yang tepat, berhenti bicara pada situasi yang tepat, bahkan dapat merespons dengan suara "mmhmmm".
Teknologi yang sangat menakjubkan itu seperti pisau bermata dua. Di satu sisi merupakan sebuah prestasi besar dalam dunia teknologi, namun di sisi lain akan menjadi tantangan pada ranah etika dan sosial.
Permasalahan pertama adalah, akankah teknologi seperti ini mengikis kepercayaan kita terhadap apa yang kita lihat dan dengar? Lalu, apakah Google memiliki kewajiban untuk memberi tahu orang-orang yang mereka ajak bicara dengan mesin? Ini merupakan contoh lain dari hak istimewa teknologi, di mana mereka yang tahu dapat melepas percakapan membosankan karena mereka tahu dirinya sedang bebicara dengan mesin?
Pertama mari kita kupas soal teknologi dasar yang digunakan Google Assistant. Seperti dikutip dari theverge.com, fitur asisten pribadi digital yang mereka berinama Duplex itu bukan chatterbox AI futuristik yang mampu melakukan percakapan terbuka. Namun sebagaimana yang dijelaskan oleh para peneliti Google, ia hanya dapat berkomunikasi dalam domain tertutup yakni informasi yang sangat terbatas tentang apa yang akan dikatakan. Seperti "Anda ingin memesan meja? Untuk berapa banyak? Hari apa? Dan jam berapa? Oke, terima kasih, selamat tinggal."
Baca Juga : iPhone Bermasalah Bisa Diganti Baru
Pasti banyak pertanyaan yang muncul dari benak manusia, bagaimana jika Google Assistant menghadapi pembicaraan di luar konteks. Mark Riedl, seorang profersor AI di Georgia Tech mengatakan, menangani bahasa di luar konteks adalah masalah yang sangat sulit. "Tapi ada banyak trik untuk menyamarkan ketika AI tidak mengerti atau mengembalikan percakapan ke jalurnya," kata Riedl.
Salah satu demo Google yang memperlihatkan bagaimana trik untuk menangani masalah tersebut ternyata bekerja. AI mampu mengarahkan serangkaian kesalahpahaman, tetapi melakukannya dengan mengulang dan mengulangi pertanyaan. Hal semacam ini biasa terjadi untuk program komputer yang dirancang untuk berbicara dengan manusia. Dari cuplikan percakapan yang ditampilkan, mereka tampaknya menunjukkan kecerdasan nyata, namun sebenarnya itu adalah yang Google katakan sebagai langkah yang terprogram. Entri blog Google menawarkan beberapa detail menarik tentang ini, mengeja beberapa kata yang akan digunakan Duplex.
Baca Juga : Google Luncurkan Android Anti Candu Gadget
Untuk diketahui, Google menyebut Duplex sebagai eksperimen bukan produk yang sudah jadi. Selain itu, teknologi ini tidak ada jaminan akan tersedia secara luas. Saat ini Duplex bekerja hanya dalam tiga skenario yakni: membuat reservasi di restoran, membuat jadwal potong rambut, dan meminta jadwal cuti untuk pekerjaan. Pihak Google juga berencana untuk menyediakan produk termutakhirnya ini secara terbatas.