Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19 Kerap Berubah, Luhut: Yang Tidak Konsisten Itu Penyakitnya

ERA.id -  Pemerintah dinilai tak konsisten membuat kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19. Sebabnya, aturan yang diberlakukan kerap kali berubah-ubah.

Misalnya, syarat wajib tes PCR bagi calon penumpang pesawat perjalanan dalam negeri dalam waktu satu pekan dihapuskan. Namun, seminggu setelahnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan justru mengabarkan bahwa pemerintah sedang memperitimbangkan wajib tes PCR untuk mobilitas peduduk jelang libur Natal dan Tahun Baru.

"Kita sedang mengevaluasi apakah nanti penahanan moblitas penduduk ini akan kita terapkan kembali pelaksanaan kembali dari PCR itu sedang kami kaji," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/11/2021).

Tak hanya itu, pemerintah juga memberi sinyal akan mengembalikan masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional menjadi tujuh hari. Sedangkan aturan yang berlaku saat ini, masa karantina hanya tiga hari saja.

Luhut mengatakan, pertimbangan itu diambil lantaran di Malaysia sudah terdeteksi Varian AY.4.2 yang 15 persen lebih ganas dari turunan virus Covid-19 Varian Delta.

"Jadi bukan tidak mungkin, nanti kalau orang datang dari luar, kita bisa lakukan mungkin karantinanya naik jadi tujuh hari," kata Luhut.

Meski begitu, Luhut membantah anggapan pemerintah tak konsisten menerapkan kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19. Menurutnya, yang tak konsisten adalah penyakitnya.

"Saya mohon teman-teman di luar jangan punya pikiran ini (pemerintah) tidak konsisten. Pemerintah itu jauh dari itu, kami sangat konsisten. Yang tidak konsisten itu adalah penyakitnya (virus Corona)," tegas Luhut.

Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Jawa-Bali itu menegaskan, pemerintah sudah banyak belajar cara mengendalikan pandemi Covid-19 selama setahun lebih ini.

Dia mengatakan, dalam mengambil keputusan, pemerintah selalu mengacu pada data-data yang ada dan juga perkembangan Covid-19 yang cepat bermutasi.

"Saya ingin sampaikan, proses pengambilan keputusan itu sekarang sudah science and art. Data dan bagaimana kita memnaca data, karena pengalaman kita sudah cukup sekarang, kami sudah cukup confident mengatakan kita sudah cukup jernih melihat ini," kata Luhut.

"Oleh karena itu, saya tegas mengatakan kita akan menyesuaikan (kebijakan) dengan perilaku dari Covid-19 ini," pungkasnya.