Demonstran 2410 Mulai Padati Gedung DPR

Demonstran aksi 24 Oktober atau 2410 sudah memadati kawasan di depan Gedung MPR-DPR, Senayan, Jakarta. Mereka melakukan aksi penolakan terhadap Perppu No. 2/2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Barisan polisi semakin ketat melakukan penjagaan. Di sisi depan Gedung DPR juga telah disiapkan kawat besi agar demonstran tidak menerobos masuk gedung.

Di bagian dalam gedung, 299 personel dari Brimob Polda Jawa Barat berjaga dengan menggunakan peci serta sorban putih. Hal serupa juga dilakukan oleh Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Arif Rachman.

Sebagai komandan Pasukan Asmaul Husna yang bertugas menjaga ketertiban demo, Arif mengerahkan 299 personel.

"Sebenarnya konsepnya persuasif edukatif, kami mengajak saudara-saudara kita untuk berdoa bersama, kami pun berdoa supaya aman, karena kita sama-sama bertugas. Kami menjaga dengan berdoa bersama menyebut asma-asma Allah. Konsepnya matching, kita sama-sama, nanti waktunya solat kita solat bersama-sama," sahut Arif, Selasa (24/10/2017).

Para demonstran terdiri dari kalangan laki-laki, perempuan dewasa, hingga anak-anak. Tidak hanya dari Jabodetabek, demonstran juga berasal dari berbagai wilayah Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Jawa Tengah. Di tengah-tengah para demonstran, terlihat bendera berlafaz ayat-ayat Alquran, dan tulisan-tulisan yang menentang Perppu Ormas.

Para demonstran ini juga mengaku siap menginap di halaman Gedung DPR. "Kami akan menginap di sini sampai semuanya selesai," kata Daeng.

Daeng memaparkan tiga alasan penolakannya terhadap Perppu tersebut yakni bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku, menyurutkan demokrasi di Indonesia, serta mengebiri hak-hak berserikat dan berkumpul bagi warga Indonesia.

"Jadi ini bukan sekedar memperjuangkan tetapi juga membela seluruh kepentingan rakyat Indonesia. Karena hal ini mengebiri dakwah Islam, peran-peran ulama dan pesantren," jelasnya.

Para demonstran akan berserikeras menginap dan meminta kepada fraksi-fraksi DPR untuk mendengarkan tuntutan mereka.

Tag: