Ganjar Didorong Maju Pilpres 2024 karena Disebut Marhaenis Sejati
ERA.id - Garda Relawan Indonesia Semesta (GARIS) menilai sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mereka dukung sebagai calon presiden di Pilpres 2024 merupakan sosok marhaenis sejati dan memahami konsep Trisakti Bung Karno.
"Dia (Ganjar Pranowo) seorang marhaenis sejati dan memahami konsep Trisakti Bung Karno," kata Ketua Umum GARIS Gatotkoco Suroso dalam acara deklarasi bertajuk "Deklarasi Nasional Ganjar RI Satu" yang diselenggarakan di Hotel Amaris, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Marhaenisme, lanjutnya, merupakan ideologi yang diusung Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno untuk menentang penindasan terhadap golongan proletar, yaitu petani, nelayan, dan buruh yang kerap dilakukan oleh kaum borjuis atau kapitalis dan penganut marhaenisme dinamakan marhaenis.
Sementara itu, konsep Trisakti yang dirumuskan oleh Bung Karno adalah keadaan suatu bangsa yang berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bentuk revolusi.
Menurut Gatot, salah satu langkah penting yang dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan konsep Trisakti tersebut adalah memilih sosok pemimpin berjiwa kepemimpinan dan berkarakter yang kuat.
Dari sosok itulah bersama dengan bantuan segenap bangsa Indonesia, negara ini akan dituntun untuk lebih mandiri dan maju.
Berdasarkan pengamatan GARIS, lanjut Gatot, sosok Ganjar merupakan marhaenis sejati yang memahami pula konsep Trisakti Bung Karno yang dapat membawa NKRI menjadi negara yang berdaulat, makmur, dan sejahtera.
"Maka, GARIS memutuskan mendukung Bapak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024," tegas Gatotkoco Suroso.
GARIS menyatakan akan membuka diri bagi berbagai relawan lain yang bermisi serupa untuk mendukung Ganjar Pranowo menjadi calon presiden melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Gatot pun menekankan ke depannya GARIS akan mengawal kinerja Ganjar agar tetap mencerminkan sikap seorang marhaenis.
Ia pun menegaskan dukungan yang diberikan tidak melibatkan komunikasi dengan Ganjar Pranowo ataupun partai-partai politik, tetapi menjadi inisiatif GARIS.