Momen Ganjar Beri Bantuan Pembangunan Air Bersih untuk Sedulur Sikep Samin

ERA.id - Sambutan hangat ditunjukkan oleh Sedulur Sikep Samin yang tinggal di Karangpace, Kelopoduwur, Blora saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tiba di kampung mereka, Rabu (10/11/2021). Ganjar datang tidak hanya bersilaturahmi, namun juga memberikan bantuan pembangunan akses air bersih.

Desa Kelopoduwur terletak di hutan jati yang tanahnya cukup gersang. Untuk mendapatkan air bersih, Sedulur Sikep biasanya masuk ke hutan yang jaraknya lebih dari 4 kilometer. Dengan adanya pembangunan tandon air, masyarakat begitu antusias.

Ganjar tiba di Kampung Samin Kelopoduwur sekitar pukul 09.00 WIB dan disambut sesepuh Sedulur Sikep Samin, Mbah Lasiyo, dan puluhan Sedulur Sikep lain. Ganjar datang bersama istri, Siti Atikoh, dan didampingi Bupati Blora, Arif Rohman, langsung menuju tempat pembangunan tandon air di akses masuk desa.

Ganjar pun turut mengaduk semen untuk meletakkan batu pertama pembangunan tandon air di lokasi itu. Aksi Ganjar itu diikuti Bupati Blora dan perwakilan Sedulur Sikep.

Tandon air itu akan digunakan untuk menampung air bersih yang diambil dari sumber terdekat. Air yang sudah tersimpan di tandon kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga.

"Semoga berkah dan manfaat ya Mbah," ucap Ganjar usai peletakan batu pertama.

Setelah itu, Ganjar diajak Mbah Lasiyo menuju ke pendopo. Di sana, Ganjar juga membagikan sembako serta Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi Sedulur Sikep berobat ke rumah sakit. Ia juga memastikan bahwa Sedulur Sikep sudah divaksin.

"Niki kangge berobat njih mbah. Sampun divaksin dereng? Sampun? Nggih kersane sehat nggih mbah (ini buat berobat ya mbah, sudah divaksin semunya belum? Sudah ya. Biar sehat ya mbah)," sapa Ganjar.

"Njih pak, maturnuwun," jawab mereka singkat.

Sesepuh Sedulur Sikep Samin Kelopoduwur, Mbah Lasiyo, mengatakan sangat senang dikunjungi Ganjar. Apalagi, Ganjar datang membawa bantuan khususnya akses air bersih kepada warganya.

"Nggeh Sedulur Sikep Samin remen sanget mpun dibantu Pak Gubernur masalah toyo niki (senang sekali dibantu pak Gubernur soal air ini). Niki kangge nyambung urip ipun, dadhos sedoyo remen (ini untuk menyambung hidup, jadi semuanya senang)," kata Mbah Lasiyo.

Air, kata Mbah Lasiyo, adalah sumber kehidupan. Selama ini Sedulur Sikep memang kesulitan mengakses air bersih. Sehari-hari, mereka harus menempuh jarak lebih dari 4 kilometer untuk mendapatkan air bersih.

"Sakdherenge padhos toyo ning Pos Modho, teng alas jarake sekawan kilo (sebelumnya cari air di Pos Modho, di tengah hutan jaraknya empat kilometer)," jelasnya.

Bahkan Sedulur Sikep biasa jalan kaki dan memikul air bersih dari tempat itu. Saat ini, ada beberapa yang sudah memakai sepeda atau sepeda motor.

"Sakniki mpun remen (sekarang sudah senang), makane sedoyo maturnuwun sanget kalih pak Gubernur mpun dibantu (maka semua berterimakasih pada pak Gubernur sudah membantu)," jelasnya.

Tak hanya soal air bersih, Mbah Lasiyo juga berterimakasih karena Ganjar telah membagi-bagikan KIS pada Sedulur Sikep. Sehingga jika mereka sakit dan tidak bisa diobati sendiri, mereka bisa berobat ke klinik atau ke rumah sakit.

Ganjar sendiri mengatakan sudah lama ingin silaturahmi dengan Sedulur Sikep di Kelopoduwur. Namun baru bisa dilakukan hari ini, di sela kunjungan dinasnya ke Blora usai menggelar upacara Hari Pahlawan.

"Sebenarnya saya ingin datang sendiri, karena kalau ngobrol sama Mbah Lasiyo ini biasanya lama sekali, bahkan saya biasanya sampai dinihari. Hari ini saya senang bisa bertemu, Mbah Lasiyo sekeluarga sehat," katanya.

Dalam kunjungan itu, Ganjar juga ingin memastikan bahwa Sedulur Sikep sudah divaksin. Dari kunjungannya itu, Ganjar mendapat kabar bahwa puluhan Sedulur Sikep yang ada di Kelopoduwur sudah divaksin.

"Sekalian tadi ada kawan-kawan yang berikhtiar membantu dulur-dulur Kelopoduwur ini untuk mendapatkan air bersih. Karena biasanya, mereka ngambil air agak jauh, empat kilo ngangsu (ambil air). Sekarang kita bantu," jelasnya.

Menurut Ganjar, pihaknya bersama Pemkab Blora juga mengupayakan hak kepemilikan atas tanah yang mereka tempati. Saat ini, lanjut dia, hanya tinggal empat rumah yang satusnya masih masuk kawasan Perhutani, sementara yang lain sudah disertifikatkan milik pribadi.

"Dan yang saya senang, cucu-cucu Sedulur Sikep ini sekarang sudah pada sekolah. Mudah-mudahan ini akan membuat warganya makin sejahtera dan makin maju. Tapi saya berharap anak muda Sedulur Sikep tetap memegang erat adat tradisi termasuk unggah-ungguh yang sudah lama diterapkan. Kearifan lokal harus selalu dipegang karena itu adalah nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan," pungkasnya.