10 Orang Jadi Korban Bom di Mapolrestabes Surabaya
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, 10 orang itu terdiri dari empat anggota polisi dan enam masyarakat. Seluruh korban saat ini telah dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
Baca Juga : Teror Bom di Jawa Timur
"Empat anggota kita yaitu Bripda M Maufan, Bripka Rendra, Aipda Umar dan Briptu Dimas Indra," ujarnya.
Sedangkan korban dari masyarakat ada enam orang. Antara lain Atik Budi Setia Rahayu, Raden Aidi Ramadhan, Ari Hartono, Ainur Rofiq, Ratih Atri Rahma dan Eli Hamidah.
"Secara terus menerus kepada semua media itu adalah hasilnya dan memang telah terjadi penyerangan," katanya.
Barung menjelaskan, rangkaian aksi teror bom, baik di Surabaya dan Sidoarjo merupakan simultan dari kelompok teroris.
"Data akan terus di-update. Kami ingin sampaikan polisi akan tegar dan tidak goyah," tuturnya.
Sebelumnya terjadi ledakan bom yang bersumber dari penyerangan melalui kendaraan roda dua di depan Mapolrestabes Surabaya pada, Senin, pukul 08.50 WIB.
Baca Juga : Video Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya
Selain di Mapolrestabes Surabaya, pada Minggu (13/5) pagi, terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, dengan korban meninggal dunia hingga Senin pagi mencapai 17 orang. Kemudian pada Senin malam, kembali terjadi bom bunuh diri di Rusun Woonocolo, Jalan Husein Idris, Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga, Dita Oepriarto dan Puji Kuswati yang merupakan pasangan suami istri dan melibatkan empat anaknya. Dua anak perempuan mereka, FR dan FS, masing-masing diketahui masih berusia delapan dan 12 tahun, sedangkan dua anak lelaki mereka, YF dan FH diketahui berusia 17 dan 15 tahun. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Dita adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur.