Teroris Selalu Gagal di Indonesia

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Buat para teroris, negeri ini barangkali jadi salah satu bangsa paling kurang ajar. Soalnya, lima serangan bom di Jawa Timur sama sekali enggak membuat masyarakat Indonesia gentar dengan aksi terorisme. Di luar segala duka paling menyakitkan soal banyaknya saudara sebangsa yang menjadi korban, masyarakat Indonesia kini semakin kompak dan berani melawan aksi terorisme, jadwal penyelenggaraan agenda besar juga tidak terganggu.

Terkait Asian Games 2018 misalnya. Sejumlah aksi teror yang terjadi di Surabaya nyatanya enggak berpengaruh besar pada persiapan event olahraga multicabang yang bakal digelar Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang itu. Persoalan keamanan yang diperkirakan bakal jadi masalah nyatanya pun enggak terjadi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan malahan mengatakan berbagai serangan teror yang terjadi di Surabaya justru jadi peringatan penting buat Ibu Kota agar meningkatkan kewaspadaan pengamanan, termasuk dalam rangka menyambut Asian Games 2018.

Baca Juga : Dalam 14 Jam, Tim Densus Tangkap 9 Terduga Teroris

Kata Anies, 36.000 personel gabungan dari kepolisian, Kodam, hingga Satpol PP telah dikerahkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan di berbagai objek vital.

"Pada saat ini, kita melihat masih panjang perjalanan dengan Asian Games. Tapi, ini justru menjadi bahan untuk kita bisa lebih waspada melihat potensi-potensi ancaman keamanan yang bisa kita deteksi. Kasus-kasus seperti sekarang ini menjadi bahan untuk mengamankan Asian Games yang lebih baik," kata Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Di sektor ekonomi. Bank Indonesia (BI) mencatat iklim investasi Indonesia nyatanya tak terpengaruh oleh aksi teror. Meski begitu, BI tetap mendorong aparat penegak hukum untuk memulihkan stabilitas keamanan agar tidak memberikan dampak lanjutan terhadap stabilitas perekonomian.

"Kepercayaan investor kami lihat masih tetap terjaga. Bank Sentral mendukung aparat hukum dan keamanan dalam menangani masalah keamanan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman sebagaimana kami kutip dari Antara, Senin (14/5/2018).

Meski iklim investasi aman, Samuel Sekuritas mencatat ada sedikit sentimen terhadap pelemahan rupiah sebagai dampak dari serangan bom. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan Senin pagi terpantau melemah 25 poin menjadi Rp13.968 per dolar AS. Tapi, ketimbang aksi teror, ekspektasi inflasi di Amerika Serikat nyatanya lebih memberikan dampak buat iklim investasi dan perekonomian nasional.

Rendahnya ekspektasi inflasi Amerika Serikat menyusul data impor pada April 2018 terpantau mendampaki penguatan dolar AS. Salah satu faktor yang menjaga nilai tukar rupiah adalah sinyal kuat akan dinaikannya tingkat suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) dalam waktu dekat.

Baca Juga : Kenapa Surabaya Jadi Sasaran Bom Teroris

Menariknya lagi, menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), serangan teror nyatanya enggak pernah berhasil mendampaki perekonomian Indonesia. Pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016 misalnya, yang juga tak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. Pada saat terjadinya teror bom Thamrin waktu itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi 77,86 poin atau 1,72 persen di level 4.459,32 poin.

Namun, kata Tito, koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara. Pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. "Itu menunjukkan investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi," paparnya.

Infografis "Jaringan Terorisme" (Putranto Hilmy/era.id)

Bersatunya anak bangsa

Soal persatuan bangsa juga enggak bermasalah karena aksi teror. Tujuan para teroris memecah belah masyarakat Indonesia pun terasa gagal total. Bukan memecah belah, aksi teror justru mempersatukan anak-anak bangsa. Pada hari terjadinya ledakan, sejumlah aksi solidaritas langsung digelar di berbagai daerah di Tanah Air. 

Dimulai dari Surabaya. Malam hari pascaledakan, fanbase terbesar klub Persebaya, Bonek menggelar acara doa bersama bersama sejumlah tokoh lintas agama di Tugu Pahlawan. Selain doa bersama, Bonek juga melakukan penggalangan dana. Andie Peci, pentolan Bonek yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, dirinya tak menyangka undangan doa bersama yang disebar Bonek lewat media sosial berhasil memancing partisipasi begitu banyak pihak.

“Sebenarnya ini hasil dari pertemuan kecil kami dengan sejumlah tokoh lintas agama, dan hasilnya kita adakan acara ini. Undangan kami juga melalui media sosial saja,” kata Andie Peci.

Baca Juga : Alasan Mengapa Tak Boleh Sebut Terorisme Isu Agama

Siang harinya, ratusan warga mendatangi PMI Surabaya. Mereka datang demi mendonorkan darah untuk para korban bom. Menurut keterangan yang diberikan PMI Surabaya, jumlah pendonor hari itu mencapai lebih dari 600 orang. Di Ibu Kota, aksi solidaritas dan doa bersama dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat lintas agama di Taman Suropati, Jakarta Pusat. Puluhan orang menyalakan lampu kecil dari telepon genggam mereka.

Sari Wijaya, koordinator lapangan aksi ini menyampaikan kecaman terhadap aksi teror di Kota Pahlawan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing dan tetap merekatkan ikatan kebangsaan antarseluruh elemen masyarakat.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan reaksioner dan kami mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk merekatkan keutuhan bangsa," tutur Sari.

Tak cuma di Pulau Jawa. Solidaritas juga mengalir dari salah satu titik paling ujung Nusantara. Di Sorong, ratusan warga menyalakan seribu lilin di Taman DEO, Kota Sorong, Papua Barat, malam hari pascaledakan. Mengangkat tema "Satukan Tekad, Perkuat Persatuan dan Kesatuan Anak-anak Bangsa", acara ini dihadiri oleh ratusan masyarakat lintas golongan. Ada tiga poin yang jadi seruan para peserta aksi itu, yakni penegakan keadilan, toleransi antarumat beragama dan seruan untuk mewujudkan NKRI sebagai harga mati.

Tag: bom surabaya teroris teror bom di as