Tanggapi Isu Golkar Tarik Dukungan di Pilgub 2024, Gubsu Edy: Nanti Aku Salat Istikharah Dulu..
ERA.id - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi angkat bicara terkait isu tak lagi didukung Partai Golkar yang notabene partai yang mengusungnya di Pilgub Sumut 2018.
Kendati pernyataan tersebut tidak secara resmi. Namun, Gubsu Edy mengatakan menghargai setiap keputusan Partai Golkar. Mendukung atau tidak, adalah hak preogratif partai.
"Ya itu kan haknya dia (Partai Golkar)," jawab Edy menanggapi, Jumat (26/11/2021).
Terkait isu penarikan dukungan dari Golkar, Edy tidak ambil pusing. Pasalnya, sampai saat ini dia belum menentukan sikap apakah akan kembali maju dalam perhelatan pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur 2024 mendatang.
Bahkan, mantan Pangkostrad yang memilih pensiun dini untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumut 2018 lalu itu, mengatakan akan memikirkan secara matang untuk maju lagi.
"Nanti ku pikirin. Nanti aku harus (salat) Istikharah dulu," ujarnya tak mengambil pusing sambil berlalu.
Sikap Golkar Sumut tak lagi mengusung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2024 mendatang disampaikan Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) Hardi Mulyono. Ia menyatakan bahwa Golkar Sumut tidak mendukung Edy Rahmayadi sebab telah mempersiapkan kader terbaiknya untuk maju di Pilgub Sumut.
Selain telah menyiapkan kader, dia menilai empat tahun kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi, belum melakukan sesuatu yang berdampak signifikan kepada masyarakat.
Namun, pernyataan Hardi Mulyono itu dibantah oleh Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution. Irham mengatakan pernyataan tersebut bukan sikap resmi partai dan melangkahi mekanisme internal partai.
"Terkait pernyataan bahwa Golkar Sumut tidak lagi mendukung pak Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2024, saya menyatakan bahwa pernyataan itu bukan sikap murni yang berdasarkan mekanisme partai," kata Irham Buana.
Menurut Irham, pernyataan sekretaris dewan pertimbangan partai Golkar Sumut itu bukan hasil pertimbangan dan mekanisme di partai. Sebab, untuk menentukan hal tersebut harus diputuskan di internal partai Golkar.
"Golkar kepingin pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekhshah ini harus menyelesaikan dulu tugas-tugasnya sampai 2023. Kami tidak mau pernyataan yang dikeluarkan itu menimbulkan masalah," ungkapnya.