Lebih Tahan Lama dan Unisex, SVH Luncurkan Koleksi Terbaru dengan Konsep Slow Fashion
ERA.id - Dunia fashion melahirkan berbagai istilah untuk menggambarkan proses produksi, salah satunya adalah slow fashion. Slow fashion lahir sebagai inovasi sekaligus langkah menuju mode berkelanjutan di tengah cepatnya arus tren di dunia mode. Brand lokal SVH meluncurkan koleksi terbaru dengan konsep slow fashion.
Sebelumnya, SVH ingin mengusung sustainable. Tetapi, baju-baju tersebut terbuat dari bahan-bahan organik yang membuat warna jadi pudar hingga kain yang menyusup. Sehingga, SVH memutuskan untuk menggunakan konsep slow fashion.
"Saya sempat mengeluarkan koleksi, kita mengusung sustainable. Secara pribadi aku juga cinta ramah lingkungan. Terus setelah dijalankan, kain sustainable ini kan terbuat dari bahan-bahan organik ya. Jadi, dia cepat rusak, warnanya cepat pudar, kainnya menyusup. Tergantung kita mau lihat konteksnya dari mana," ucap Bengki, Creative Director SVF saat ditemui di ASAU, Grand Wijaya Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (3/12/2021).
Menurutnya, sustainable tidak bisa bertahan lama. Sehingga, SVH memutuskan untuk menggunakan konsep slow fashion karena bertahan lebih lama ketimbang sustainable.
"Kalau dari segi lingkungan, dia cepat terurai ya ramah lingkungan. Kalau kebutuhan pakaian, jadi harus ganti terus. Semenjak saat itu, saya lebih mendukung slow fashion. Jadi, slow fashion itu pemakaiannya lebih lama," ujarnya.
Selain itu, SVH juga sengaja mendesain baju dengan ukuran over size, agar baju bisa dipakai lama. Kain yang dipakai dari produk baju SVH menggunakan bahan linen dan unisex.
"Makanya, SVH kebanyakan desainnya yang over size, tapi over size yang gombrong nggak jelas. Kain yang sekarang kita pakai itu linen. Slow fashion itu artinya berat badan naik masih bisa dipakai. Baju ini unisex dipakai cewek bisa cowok bisa, menurut hemat saya ini lebih efektif daripada sustainable,"