PPP Tak Yakin Jokowi Bakal Reshuffle Pekan Ini di Tengah Bencana Erupsi Gunung Semeru
ERA.id - Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani tak yakin Presiden Joko Widodo akan melakukan reshuffle kabinet pekan ini. Terlebih saat ini sedang terjadi bencana erupsi Gunusng Semeru di Jawa Timur.
Sebelumnya, diprediksi reshuffle kabinet bakal dilakukan para Rabu (8/12) pekan ini, yang menurut tanggalan Jawa bertepatan dengan hari Rabu Pon.
"Kita belum tahu apakah yang disebut-sebut bahwa Rabu Pon itu akan ada reshuffle, ini belum tahu. Bisa jadi juga tidak, karena sekarang semua urusan pemerintah sedang fokus untuk menangani musibah Gunung Semeru," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/12/2021).
Selain itu, kata Arsul, biasanya apabila akan dilakukan reshuffle, Jokowi akan menghubungi partai politik beberapa hari atau bahkan beberapa jam sebelum rombak ulang dilakukan. Namun, hingga saat ini Jokowi belum mengabarkn kepada partai terkait hal tersebut.
Meski begitu, PPP tak terlalu ambil pusing. Menurut Arsul, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden dan tidak ada kewajiban untuk membicarakannya dengan partai koalisi.
"Soal reshuffle sampai dengan posisi hari ini, Senin siang, presiden belum menyampaikan kepada partai-partai koalisinya. Memang sekali lagi, tidak ada kewajiban presiden untuk mengajak bicara soal reshuffle dengan partai koalisinya, karena itu hak prerogatifnya presiden," kata Arsul.
Sebelumnya, Isu reshuffle kembali terdengar. Beredar kabar Jokowi akan merombak kembali kabinetnya pada pekan ini. Namun kabar tersebut, dibantah Menteri Sekretaris Negera (Mensesneg) Pratikno.
Pratikno mengaku Presiden Joko Widodo tak memiliki rencana untuk melakukan reshuffle kabinet pada Rabu (8/12) yang bertepatan dengan hari Rabu Pon. Menurutnya, pemerintah saat ini sedang fokus menangani pandemi Covid-19, terlebih setelah kemunculan Varian Omicron.
"Setahu saya tidak ada rencana tersebut (reshuffle). Jadi pokoknya, semua menteri tetap bekerja seperti biasa, semua wamen tetap bekerja seperti biasanya. Jadi kita juga harus waspada, apalagi ini kan ada Covid varian baru Omicron," kata Pratikno kepada wartawan, Rabu (1/12).