DPRD Riau Ajak Warga Bersatu Perangi Terorisme
This browser does not support the video element.
Kordias melihat Riau sudah darurat teroris, berdasarkan data yang dimilikinya, sejak 2010 banyak teroris Indonesia berasal dari Riau. Oleh sebabnya masyarakat Riau harus bersatu dalam mencegah aksi ini.
"Kita tidak boleh takut karena teror mereka supaya kita takut tidak percaya pada pemerintah pada kepolisian, saling curiga mari kita gotong royong kita haeus ikut berperan menangkal radikalisme," kata Kordias kepada era.id, Rabu (16/5/208).
"Kita bersatu gotong royong untuk ciptakan kedamaian, semua stake holder bersatu," tambahnya.
Kordias mengimbau kepada segenap warga Riau untuk memperhatikan dan melaporkan orang-orang yang dinilai mencurigakan di lingkungan mereka, agar kedamaian terus terjaga.
Aksi penyerangan yang terjadi di Mapolda Riau membuat Kordias merasa miris karena diketahui selain dari pihak kepolisian, awak media turut menjadi korban atas penyerangan tersebut. Kordias melihat aksi ini tidak lagi mengancam manusia melainkan keutuhan bangsa.
"Ini perilaku orang biadab yang tidak memiliki prikemanusiaan mari kita bersatu bergotong royong untuk melawan teroris karna mengancam keutuhan bangsa kita," imbuh Kordias.
Kordias menjelaskan DPRD Riau bersama Forkorpimda telah membuat kesepakatan untuk mengutuk aksi teror ini. Kordias meminta kepada aparat pemerintah untuk menggunakan instrumennya dalam memberi rasa aman bagi warga Riau.
Atas peristiwa ini, Kordias mendorong DPR RI untuk segera mengesah revisi UU Anti-terorisme ditengah kondisi yang genting ini. Kordias takut citra DPR akan buruk jika terlalu lama dalam mensahkan revisi UU Anti-terorisme.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, ada sebuah mobil yang menerobos ke Mapolda Riau, menggunakan mobil Avanza dengan plat nomor BM 1192 FQ.
Mobil tersebut merangsek masuk ke Mapolda, namun dihalangi oleh anggota Polda Riau. Kemudian para empat pelaku teror turun dari mobil dan menyerang menggunakan senjata tajam. Serangan ini mengakibatkan dua anggota Polri luka-luka.
Kemudian kelompok penyerang itu ditembak dan akhirnya 4 orang tewas. Satu orang melarikan diri dengan mobil. Dia menabrak polisi dan seorang wartawan. Polisi bernama Ipda Auzar itu akhirnya meninggal dunia. Sedangkan, pelakunya berhasil ditangkap dan dibawa ke Mapolres Pekanbaru untuk pemeriksaan intensif
Dari penyerangan ini, disita beberapa barang bukti, di antaranya, kendaraan bermotor mobil Avanza, tiga samurai, tiga penutup muka, tiga sepatu, sebuah handycam rusak, jaket, jam tangan dan ikat kepala.