Trending di Twitter, Petisi Boikot Nikita Mirzani Ditandatangani Lebih dari 65 Ribu Orang

ERA.id - Petisi boikot Nikita Mirzani menghebohkan media sosial hari ini (13/12/2021). Petisi yang dibuat di situs Change.org itu kini sudah ditandatangani lebih dari 65.000 orang dan menjadi trending di Twitter.

Petisi tersebut digagas oleh akun Damai Indonesiaku dengan judul 'Boikot Nikita Mirzani, Artis Penebar Kebencian dan Keributan!'. Petisi memboikot Nikita ini ditujukan kepada pihak Instagram, stasiun televisi, dan juga masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, dijelaskan juga alasan akun tersebut memulai petisi tersebut. Pembuatan petisi ini dilakukan karena merasa gerah akan tingkah laku Nikita yang dinilai sering membuat keributan.

Petisi boikot Nikita Mirzani (Change.org)

"Seorang artis bernama Nikita Mirzani, akhir-akhir ini sering membuat keributan. Mulai dari ribut sesama artis, menghina umat Islam, membuka aib orang lain yang seharusnya tidak pantas, melakukan fitnah, bahkan melakukan victim blaming terhadap korban kekerasan seksual!" alasan petisi dibuat.

Akun itu merasa sudah saatnya petisi memboikot Nikita Mirzani diserukan untuk kedamaian. Menurutnya, seorang publik figur seharusnya bisa menunjukkan tindakan yang baik dan bermartabat.

"Saatnya kita tuntas dan bersihkan Indonesia dari public figure yang membawa keributan. Sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia menjadi pribadi yang bermartabat, dimulai dari hal kecil. Walaupun petisi ini terdengar konyol bagi sebagian orang," ucapnya.

Sementara itu, petisi pemboikotan Nikita Mirzani ini sudah trending di Twitter dengan #BoikotNikitaMirzani. Banyak dari netizen yang menyatakan setuju akan dibuatnya petisi tersebut.

"Setuju, boikot Nikita Mirzani, racun masyarakat," kata salah satu netizen.

"Eh boikot Nikita Mirzani trending. Setuju! Risih bgt liat dia muncul setiap masalah orang lain. Ga ada karya sama sekali selain menebar kebencian," ujar yang lain.

"Knp baru sekarang petisi ini, harusnya dari dulu. Orang ini sombong, sering umbar syahwat bahkan sampai berani menghina ulama," sambung yang lain.