DKI Tekan Angka Pengangguran Selama Pandemi COVID-19, Turun 8,5 Persen, Ini Sebabnya

ERA.id - Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah berhasil menekan angka pengangguran selama pandemi dari 573 ribu orang sejak awal 2020, menjadi 462,000 orang saat ini.

​​​​​​"Menurun 8,5 persen," kata  Andri Yansyah di lokasi "job fair" di Mall Taman Palem Cengkareng dikutip dari Antara, Senin (13/12/2021).

Andri menilai, menurunnya jumlah pengangguran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya program pelatihan kerja dan JakTrainer yang telah mereka gelar.

Program JakTrainer banyak melahirkan pengusaha kecil mulai dari bidang kuliner hingga kerajinan tangan. Hal tersebut yang membuat banyak warga yang kini sudah berstatus pengusaha.

Dinas Tenaga Kerja juga giat melakukan pelatihan kerja agar warga yang mencari pekerjaan lebih mudah diterima perusahaan.

Kini, Andri tengah menggenjot program "job fair" yang berlangsung di seluruh wilayah DKI Jakarta. Dia berharap dengan program "job fair" ini, angka pengangguran bisa semakin di pangkas.

"Insya Allah  tahun ini kita  menargetkan sekitar 15.000 sampai 18.000 tenaga kerja bisa teserap melalui kegiatan 'job fair' ini," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah kota di setiap wilayah sudah melakukan kegiatan JakTrainer untuk melatih warga menjadi pengusaha. Salah satu wilayah yang fokus dengan kegiatan itu adalah Kota administrasi Jakarta Barat.

Tercatat sebanyak 800 orang dilatih dalam program JakTrainer yang digelar oleh Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta Barat selama 2021.

"Untuk JakTrainer kita sudah mencapai 800 orang. Itu belum termasuk dengan peserta yang mengikuti pelatihan kerja," kata Pelaksana Tugas Kepala Seksi Pelatihan, Penempatan, Produktivitas dan Transmigrasi Suku Dinas (Sudin) Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta Barat, Nur Kholis saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Nur Kholis mengatakan, tujuan dari program ini untuk memangkas angka pengangguran yang sempat meninggi selama pandemi.

Dia menjelaskan, ke-800 warga tersebut mengikuti pelatihan usaha kuliner daerah seperti cara membuat dodol dan bir pletok. Sedangkan untuk di bidang kesenian para peserta dilatih membuat boneka ondel-ondel dan pernak pernik lainnya.