Ketua Umum PDIP Rekomendasikan Ganjar Maju Capres 2024, Dipastikan Jadi Penerus Jokowi, Benarkah?
ERA.id - Akun Facebook Adma Wijaya mengunggah foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan narasi yang mengklaim bahwa Megawati sudah merekomendasikan Ganjar untuk maju Pilpres 2024.
Akun yang diunggah Kamis pekan lalu (9/12/2021) ini juga menyatakan Ganjar dipastikan merupakan penerus Joko Widodo.
"KETUA UMUM PDIP MEREKUMENDASIKAN GANJAR MAJU CAPRES 2024 . . UDAH DI PASTIKAN GANJAR PRANOWO PENERUS JOKOWI," kata akun tersebut seperti dikutip pada Selasa (14/12/2021).
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id, klaim tersebut salah.
foto tersebut merupakan foto saat Ganjar Pranowo mendapatkan rekomendasi untuk maju Pilgub Jawa Tengah pada tahun 2018.
Foto asli ditemukan di antarafoto.com dengan judul foto “PENGUMUMAN CAGUB-CAWAGUB PDIP.”
Pada keterangan foto di antarafoto.com tertulis keterangan “Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) menyerahkan berkas rekomendasi kepada bakal calon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).
PDIP resmi mengumumkan para cagub dan cawagub enam provinsi yakni provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur pada Pilkada 2018.”
Adapun, foto tersebut merupakan hasil jepretan Sigid Kurniawan.
Perihal keputusan PDIP dalam mengusung Capres tahun 2024, diketahui hingga artikel ini diturunkan belum diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri.
Dilansir dari detik.com, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pada Senin (1/11/2021) menegaskan bahwa tahapan pemilu belum ditetapkan. Hasto menegaskan soal capres dan cawapres ditetapkan oleh Ketum Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Mega lah yang nanti memutuskan. Politik itu ada seni. Nanti ada momentumnya. Capres dan cawapres akan disampaikan pada momentum tepat. Apalagi dari survei, perhatian utama rakyat masih pada masalah perekonomian dan pandemi, bukan capres cawapres,” kata Hasto
Berdasarkan penjelasan itu, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Konteks yang Salah.