Jokowi Telepon Mendag karena Petani Bawang Keluhkan Impor, Netizen: Bikin Lakon Ya?
ERA.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan sejumlah permintaan seperti permohonan penyediaan gudang, bantuan dana untuk mendirikan "green house", hingga keluhan soal impor bawang putih yang disampaikan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Perbincangan tersebut terjadi di satu pondok di tepi ladang bawang merah. Di pondok tersebut hadir dua orang petani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq.
"Kok minta gudang sih? Tidak disimpen di rumah masing-masing saja? Gudang dalam bentuk apa?" tanya Presiden Jokowi kepada salah seorang petani di Desa Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa, yang ditayangkan dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden.
"Gudang biasa, supaya nggak gampang busuk," kata petani tersebut.
Petani itu lalu mengajukan pendirian gudang seluas 10 meter x 20 meter.
"Butuh tempat untuk tanam selanjutnya takut ada kelangkaan benih," ungkap petani itu.
"Oh jadi termasuk untuk menyimpen benih berikut, coba ke Pak Menteri PU itu loh," sambung Presiden Jokowi.
Petani itu lalu menerangkan secara teknis konstruksi gudang yang ia harapkan dengan menyebut tanah untuk pendirian gudang menggunakan tanah desa.
Petani lainnya meminta untuk bantuan pendirian "green house" (rumah kaca).
"Petani di Temanggung semakin modern, saya ada 7 'green house' untuk melon premium dari desa bisa dikirim ke ibu kota, tempatnya di dusun saya di bawah," kata petani tadi.
"'Green house' itu dari mana? bikin sendiri?" tanya Presiden Jokowi.
"Bukan beli, bikin sendiri, tukangnya masyarakat sekitar. Harapannya supaya Temanggung punya 1.000 'green house' jadi bisa 'continue' untuk produksi melon karena kebutuhan di pasar sangat banyak," jawab petani.
"Satu green house berapa rupiah?" tanya Presiden Jokowi.
"Rp100 juta sudah bisa semi permanen, ukuran 300 meter persegi," jawab petani.
"Yang dibutuhkan apa? Ambil KUR (Kredit Usaha Rakyat) berani tidak?" tanya Presiden.
"InsyaAllah berani, untuk hitung-hitungan 2 tahun ini Insya Allah belum sampai 2 tahun sudah kembali," jawab petani tersebut.
"Ya sudah 'di-link-an' saja kalau ada anggaran di Kementerian Pertanian dianggarkan saja, ini pasti, pasarnya besar karena barangnya bagus, kualitas bagus, yang muda-muda seperti ini harus didukung," ungkap Presiden.
Mentan Syahrul Yasin Limpo lalu mengatakan petani pemilik rumah kaca itu adalah seorang sarjana.
"Saat ini saya kurang memenuhi kebutuhan vendor-vendor, 1 minggu kebutuhan 2 ton. Saya sebagai kepala kelompok tani, di sini 14 kelompok tani, jadi misal ada 'green house' bisa berputar terus," ungkap Presiden.
"Pinten (berapa)? 1.000 greenhouse?" tanya Presiden.
"Kalau harapannya 1.000 'green house' se-Temanggung jadi kalau ada 'green house' pas musim penghujan bisa kerja di 'green house'," tambah petani.
Petani lain ada yang mengeluhkan impor bawang putih malah terjadi saat petani panen.
"Panen malah impor? (Telepon) Pak Menteri Perdagangan, Pak Mensesneg, teleponkan Menteri Perdagangan sekarang," kata Presiden Jokowi memerintah.
"Halo Pak Menteri, ini saya dengan para petani di Temanggung, keluhan mereka sama, pada saat panen, pada saat panen bawang putih maupun bawang merah impornya justru masuk. Keluhannya selalu itu nggeh. Bentar bawang putih atau bawang merah? Bawang putih, betul," kata Presiden saat berbincang dengan Menteri Perdagangan M Lutfi melalui ponsel miliknya.
"Tadi saya nanam bawang merah, jadi agak 'confuse'. Di sini juga ada bawang putihnya, keluhan mereka nggak mau nanam lagi karena saat panen harga jatuh, (karena impor). Ini di Kecamatan Bansari di Kabupaten Temanggung, terima kasih Pak Mendag," tutup Presiden Jokowi.
Presiden pun yakin dengan perbincangannya melalui telepon tersebut, impor bawang putih saat panen tidak lagi menjadi persoalan.
"Sudah perintah ke menterinya langsung, kalau ada (impor) lagi minta nomor teleponnya biar gampang," kata Presiden.
Ajudan Presiden Jokowi pun mencatat nomor dua petani tersebut.
Aksi Jokowi menelepon menteri ini pun langsung disoroti netizen. "Maaf bapak, Masa bapak yg lapor ke menteri," tulis @dioz19 di Twitter mengomentari unggahan Jokowi pegang hp seperti menelpon di Twitter-nya.
"Maaf pak... masa keluhan petani juga adalah keluhan bpk ke mendag?" tambah @baesz47.
"Lagi bikin lakon yaa," tambah @Zaenal_NM.