Hari Ibu, PDIP Surabaya Puji Mega Puan Risma sebagai Perempuan Tangguh, Kamu Setuju?
ERA.id - Memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, PDIP Kota Surabaya memuji Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Siti Maryam. Menurutnya, kaum perempuan di Surabaya berprestasi.
Ada banyak perempuan, kata Siti, yang tugasnya melampaui urusan domestik. "Saya mengenal Ibu Megawati Soekarnoputri, Ibu Puan Maharani, dan Ibu Tri Rismaharini sebagai contoh pemimpin perempuan yang begitu tangguh dan terbukti berhasil pada tugas pengabdiannya masing-masing," kata Siti Maryam.
Selain itu, ia menyebut banyak kaum perempuan di Surabaya yang menjadi pengusaha dengan ribuan tenaga kerja.
Selain itu, ada juga yang menjadi dosen dan guru yang mampu mendidik generasi muda, dan sebagainya.
Sementara itu, politikus perempuan yang juga Wakil Ketua PDIP Surabaya Agatha Retnosari mengatakan, bahwa di kampung-kampung kaum perempuan sukses menjadi penyangga gerak ekonomi masyarakat.
"Saya mengenal banyak sekali kaum perempuan menjadi penyelamat ekonomi keluarga dan masyarakat dengan berbagai kiprah kewirausahaannya pada masa pandemi ini. Ada yang membuka warung, mengembangkan UMKM, dan sebagainya," katanya.
Makanya, di Hari Ibu, Agatha berjnaji akan mengawal program pengembangan kewirausahaan kaum perempuan. "Sebagai pilar pemulihan ekonomi Surabaya."
Dikatakan pula bahwa peringatan Hari Ibu dilandasi kesadaran sejarah tentang peran perempuan di ranah publik pada era pergolakan menuju kemerdekaan.
Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22—25 Desember 1928 menjadi tonggak peringatan Hari Ibu.
"Pada setiap lintasan sejarah perjalanan bangsa ini, kaum perempuan selalu mengambil peran signifikan. Pada masa lalu, para aktivis dan pejuang perempuan dari Jawa hingga Sumatera berkumpul menjalankan kongres, membangun kesadaran nasionalisme untuk kemerdekaan bangsa," ujarnya.
Presiden pertama RI Soekarno kemudian melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959 menetapkan bahwa 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.
"Maka, jelas bahwa sejarah kaum perempuan, kaum ibu, di negeri ini adalah sejarah tentang kiprahnya di ruang publik. Jangan sampai kemudian ini dipukul mundur dengan menempatkan perempuan hanya di ranah domestik," katanya.