Perlindungan Pasukan Internasional untuk Palestina

Istanbul, era.id - Para pemimpin muslim meminta pasukan internasional melindungi Palestina, pasca puluhan pengunjuk rasa ditembak mati oleh tentara Israel di perbatasan Gaza pekan ini. Keputusan itu diambil dalam pertemuan yang diselenggarakan di Turki atas inisiasi Presiden Tayyip Erdogan.

Dalam pertemuan itu, Erdogan sempat menyerang Israel secara lisan. Ia membandingkan tindakan pasukan Israel dengan perlakuan Nazi yang membunuh jutaan orang Yahudi di Perang Dunia II.

Baca Juga: Presiden Palestina Kutuk Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem 

"Anak-anak dari mereka yang menjadi sasaran berbagai siksaan di kamp-kamp konsentrasi selama Perang Dunia II, sekarang menyerang orang-orang Palestina dengan metode yang akan membuat Nazi merasa malu," kata Erdogan, seperti dilansir Antara.

Selain meminta perlindungan, para pemimpin muslim juga mengancam akan mengambil tindakan politik dan ekonomi terhadap negara yang mengikuti Amerika Serikat memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Ia juga mengecam AS dan menyebut keputusan mereka memindahkan kedutaan besar mendorong Israel untuk menghentikan unjuk rasa di perbatasan Gaza dengan cara keji. Langkah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar di sana juga membalikkan kebijakan AS selama puluhan tahun, membuat dunia Arab dan sekutu Barat terganggu.

Setelah AS, Guatemala minggu ini menjadi negara kedua yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Paraguay juga akan mengikuti jejak keduanya dengan memindahkan kedutaan besar mereka bulan ini.

Pertemuan itu menyimpulkan, 60 warga Palestina yang terbunuh akibat unjuk rasa pemindahan kedutaan besar AS ke Yerusalem merupakan kejahatan buas pasukan Israel dengan dukungan pemerintah AS. 

Untuk itu, para pemimpin muslim meminta PBB segera menyelidiki aksi pembunuhan tersebut. Mereka bahkan meminta kekerasan harus dimasukkan dalam agenda Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.

"PBB harus mengirim pasukan perdamaian internasional kepada rakyat Palestina, yang kehilangan anak-anak mereka untuk teror Israel setiap hari," ujar Erdogan. 

Sementara itu, Raja Yordania, Abdullah, yang juga hadir dalam pertemuan mengatakan, keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah melemahkan pilar perdamaian dan memperdalam keputusasaan Palestina, yang mengarah ke kekerasan. Presiden Iran Hassan Rouhani bahkan meminta negara-negara muslim untuk memutuskan hubungan mereka dengan Israel dan merevisi hubungan perdagangan dan ekonomi mereka dengan Amerika.

Baca Juga: Jalur Gaza Memanas, 55 Warga Palestina Tewas

Kekerasan di Gaza menyebabkan Turki dan Israel mengusir diplomat masing-masing minggu ini. Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan secara blak-blakan "berperang" di Twitter.

Meski begitu, Israel sebenarnya merupakan pasar ke-10 terbesar untuk ekspor Turki. Pada tahun 2017, Israel tercatat memberi pemasukan USD3,4 miliar kepada Turki melalui berbagai sektor ekspor. Hal ini diakui oleh Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon kepada Radio Israel, Jumat lalu.

"Kami memiliki hubungan ekonomi yang sangat baik dengan Turki. Dan hubungan ini sangat penting bagi kedua belah pihak," kata Kahlon.

Namun demikian, hingga saat ini, keterpurukan Palestina atas Israel telah mendapat perhatian dari mayoritas masyarakat Turki, utamanya kaum nasionalis dan agamis.

Tag: israel-palestina bela palestina memukau amerika serikat