Kabar Baik! Studi Baru Ungkap Alasan Mengapa Gejala Varian Omicron Lebih Ringan
ERA.id - Sejumlah studi terbaru berhasil memberikan pemahaman lebih menyeluruh mengenai varian omicron. Salah satunya terkait alasan varian ini cenderung menyebabkan gejala Covid-19 yang lebih ringan.
Tim peneliti Jepang dan Amerika melakukan studi pada tikus dan hamster. Hasilnya menunjukan bahwa varian omicron menyebabkan infeksi dengan tingkat pengrusakan yang lebih rendah dan sering kali hanya terbatas pada hidung, tenggorokan, dan batang tenggorok.
Studi ini juga menemukan bahwa varian omicron tidak begitu membahayakan paru-paru bila dibandingkan varian sebelumnya. Seperti diketahui, varian-varian sebelumnya dapat memicu kesulitan bernapas dan luka pada paru-paru.
Dalam studi ini, peneliti juga menggunakan hamster Syrian. Pada studi-studi sebelumnya, hamster Syrian kerap mengalami sakit berat ketika terinfeksi oleh varian-varian Covid-19. Namun, ketika terinfeksi omicron, tampak mengalami gejala yang lebih ringan.
"Ini mengejutkan, mengingat varian-varian lain menyebabkan infeksi berat pada hamster-hamster ini," ungkap peneliti dan ahli virologi dari Washington University, dr Michael Diamond seperti dilansir New York Times, Minggu (2/1/2022).
Studi berbeda juga dilakukan tim peneliti dari University of Hong Kong. Penelitian ini pun menunjukkan hasil serupa. Studi ini menggunakan jaringan yang diambil dari saluran pernapasan manusia.
Ada 12 sampel dari paru yang digunakan dalam studi. Hasil studi menunjukkan bahwa varian omicron berkembang lebih lambat dibandingkan varian delta dan varian-varian lain.
Studi lebih lanjut tentu akan dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lanjut terkait varian omicron. Salah satunya adalah studi untuk mempelajari saluran pernapasan orang yang terinfeksi varian omicron.
Di sisi lain, temuan terbaru dalam studi-studi ini dapat menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi varian omicron lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan orang yang terinfeksi varian delta.