Menit-menit Pergantian Presiden saat Reformasi

This browser does not support the video element.

Jakarta, era.id - 21 Mei, 20 tahun lalu, cerita sejarah terjadi di Istana Negara. Saat itu, ada upacara serah terima kekuasaan tertinggi di republik ini.

Tepat pukul 07.00 WIB, para wartawan sudah berkumpul di Istana Negara. Mereka menanti peristiwa bersejarah yang bakal terjadi di sana.

Pada pukul 8.25 WIB, Wakil Presiden BJ Habibie datang ke Istana Negara dia menggunakan mobil berplat nomor B-2. Datang sendirian.

Lima menit kemudian, Presiden Soeharto tiba. Dia ditemani anaknya, Siti Hardijanti Rukmana, yang juga merupakan Menteri Sosial.

Saat mereka datang, sejumlah menteri sudah ada di dalam Istana. Ada Menteri Kehakiman Muladi, Menteri Penerangan Alwi Dahlan, Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Wiranto.

Tepat pukul 9.00 WIB, Soeharto menyampaikan pidato pengunduran dirinya sebagai presiden. Jabatannya pun langsung ditempati wakilnya, BJ Habibie.

Usai proses ini, Soeharto dan Tutut meninggalkan Istana sekitar pukul 9.15 WIB. Sementara, lima menit setelahnya, BJ Habibie keluar juga dari Istana Negara dengan menggunakan mobil berplat B-1. Dalam waktu satu jam, pucuk kepemimpinan republik ini berganti.

Di awal kepemimpinannya, Habibie bersiap untuk menyerap dan mempraktikan aspirasi reformasi yang selama ini telah diperjuangkan.

"Peningkatan kehidupan politik yang sesuai tuntutan zaman dan generasinya, pemerintahan yang bersih dari inefisiensi dan praktik-praktik KKN serta kehidupan ekonomi yang lebih memberi peluang berusaha secara adil, telah saya tangkap sebagai aspirasi rakyat," ujar Habibie.

Tag: peringatan 20 tahun reformasi