Publik Puas dengan Pemerintahan Jokowi-JK

Jakarta, era.id - Indo Barometer merilis survei evaluasi 3,5 tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Hasilnya, sebanyak 68,6 persen puas terhadap terhadap kinerja Joko Widodo sebagai presiden. Sementara itu, katanya, masyarakat yang menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali sebanyak 29,4 persen. 

Survei ini dilakukan pada 15-22 April dengan 1.200 reponden, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Dari distribusi kepuasan, 68,6 persen pemilih yang puas terdiri dari 60,8 persen mendukung Joko Widodo daan 21,8 persen pendukung Prabowo. Sementara, 29,4 persen yang tidak puas terdiri dari 40,1 persen pendukung Prabowo dan 27,2 persennya pendukung Jokowi, " kata Direktur Executive Indo Barometer M Qodari dalam diskusi Survei Indo Barometer 'Evaluasi 3,5 Tahun Jokowi-JK: Quo Vadis Nawacita', di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

(Infografis/era.id)

Namun, kata Qodari, jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, tren tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi fluktuatif sejak survei nasional pada Maret 2015 hingga Januari 2018. Angka kepuasan ini sempat melemah pada September 2015, yaitu di angka 46 persen.

Sementara, soal kepuasan masyarakat terhadap kinerja Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebanyak 61,2 persen masyarakat mengaku puas, sedangkan 34,8 persen di antaranya tidak puas.

Kemudian, jika dilihat dari kinerja Jokowi-JK, survei kali ini merekam, sebanyak 65,1 persen menyatakan puas dengan kinerja mereka. Sedangkan 32 persen lainnya, merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi-JK.

Di samping itu, Qodari mengungkap, lima alasan utama publik menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi-JK yaitu, pembangunan infrastruktur, banyak pencapaian, bantuan bagi rakyat kecil, kinerjanya bagus dan kebijakannya tegas.

Di sisi lain, kata Qodari, lima alasan utama publik menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi-JK adalah harga sembako belum stabil, lapangan pekerjaan masih terbatas, banyak tenaga kerja Cina, kemiskinan dan kesenjangan, dan masih banyak korupsi.

(Infografis/era.id)

Dari hasil itu semua, sebanyak 55,5 persen menginginkan kembali Jokowi menjadi presiden pada periode 2019-2024. Sementara, 30,2 persen lainnya tidak menginginkan Jokowi jadi presiden lagi.

Mereka yang menginginkan Jokowi kembali jadi presiden karena alasan kinerjanya yang terbukti, pembangunan yang meningkat, dan dekat dengan rakyat. Sedangkan yang tidak menginginkan Jokowi karena alasan perekonomian yang belum stabil, korupsi yang masih banyak, dan menginginkan pemimpin baru.

Tag: jokowi