Kapolri Usul Bangun Lapas dengan Keamanan Maksimum

Jakarta,era.id- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengusulkan penambahan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) dengan keamanan maksimum untuk para tersangka, terdakwa dan narapidana kasus terorisme.

Penambahan lapas dan rutan tersebut bertujuan agar para napi kasus terorisme tidak bisa mendoktrin napi lainnya dan mentransfer ideologi yang mereka memiliki.

"Kami juga mengajukan usul penambahan Lapas keamanan maksimum, karena nantinya kalau ada penegakan hukum akan berujung pada Lapas tersebut, karena pengelolaannya tidak sama dengan napi lain. Jika digabung maka napi lain akan terpengaruh," kata Tito dilansir dari Antara, Selasa (22/5/2018).

Selain itu, Tito berharap keberadaan rutan baru tersebut dapat menggantikan Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, yang selama ini dijadikan rutan dan lapas tersangka terorisme. Rutan maksimum yang dibangun nanti dikhususkan bagi tersangka yang sedang menjalani masa penyidikan, penuntutan dan persidangan.

Baca Juga : Penyebab Konflik di Lapas, Daya Tampung dan Rebutan Fasilitas

(Infografis/era.id)

"Tersangka atau terdakwa ditempatkan di tempat khusus yang tidak sama dengan rutan Salemba dan Cipinang," ungkap Tito.

Baca Juga : DPR Sambut Usulan Kapolri Bangun Rutan Napi Teroris

Berdasarkan pengalaman Tito di Kepolisian, lapas sekelas Cipinang masih dapat digunakan sebagai tempat pelatihan militer oleh narapidana Abu Bakar Baasyir, Aman Abdurrahman, Iwan Rois dari 3 kelompok lainnya yang berbeda.

Oleh sebab alasan lain perlu dibangunnya rutan dengan pengamanan tingkat tinggi adalah agar rutan atau lapas tidak dijadikan tempat latihan militer.

"Jadi saya mengusulkan ada rutan cabang Salemba di Cikeas, mengganti Mako Brimob karena ada markas satu Resimen Brimob di sana sehingga ada rutan maximum security karena di Mako Brimob tidak dipakai lagi karena tidak layak untuk tersangka terorisme," imbuh Tito.

Tag: mendagri jenderal tito karnavian teroris