Elektabilitas Jokowi Pengaruhi Kriteria Pendampingnya
Jakarta, era.id - Politikus PDIP Maruarar Sirait mengatakan ada beberapa kriterioa yang akan digunakan dalam mencari pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 mendatang.
Menurut dia, kriteria tersebut sangat tergantung pada elektabilitas Jokowi dan elektabilitas pasangannya.
"Memang ada beberapa kriteria kalau surveinya Pak Jokowi itu tidak aman, kalau ke depan kita hitung surveinya tidak cukup untuk memenangkan dari segi elektabilitas tentu elektabilitas dari calon (pasangan) untuk menambah suara menjadi penting," katanya, usai diskusi Survei Indo Barometer 'Evaluasi 3,5 Tahun Jokowi-JK: Quo Vadis Nawacita', di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Namun, kata Maruarar jika survei Jokowi dirasa sudah cukup tinggi, maka sosok pendampingnya dicari berdasarkan kecocokan dan kenyamanan.
"Kalau elektabilitas pak Jokowi sudah tinggi tentu pertimbangan kenyamanan, kecocokan, menjadi lebih dominan," kata dia.
Maruarar memperbolehkan siapapun mendampingi Jokowi dalam Pemilu 2019. Saat ini pun, kata dia, sejumlah ketua umum partai mulai santer mendekati Jokowoi.
"Misalnya sekarang pak Ketua Umum Golkar pak Airlangga, di mana-mana sudah kader Golkar memasukkan beliau jadi wakil, Pak Romi didukung PPP, PKB pak Muhaimin. Jadi memang pilihan wakilnya Pak Jokowi menjadi sangat variatif," terangnya.
(Infografis/era.id)
Lembaga survei Indo Barometer merilis elektabilitas calon presiden untuk Pemilu 2019. Berdasarkan survei dengan sistem pertanyaan terbuka calon presiden, top of mind pemilih terhadap calon presiden Pemilu 2019 diungguli oleh Joko Widodo.
"Joko Widodo 40,7 persen; Prabowo Subianto 19,7 persen; Gatot Nurmantyo 2,7 persen; Anies Baswedan 2,7 persen; Agus Harimurti Yudhoyono dua persen; Jusuf Kalla 1,2 persen; Zainul Majdi satu persen; Hary Tanoesoedibjo satu persen; dan Ridwan Kamil satu persen," kata Direktur Executive Indo Barometer M Qodari dalam diskusi Survei Indo Barometer 'Evaluasi 3,5 Tahun Jokowi-JK: Quo Vadis Nawacita', di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Sedangkan berdasarkan simulasi pertanyaan tertutup dengan 21 nama calon presiden, Qodari mengatakan, survei membuktikan dukungan pemilih terhadap calon presiden Joko Widodo 47,4 persen; sedangkan kepada Prabowo Subianto sebesar 19,6 persen.
"Kemudian, Gatot Nurmantyo 4,8 persen; Anies Baswedan 2,8 persen; Agus Harimurti Yudhoyono 2,4 persen; Jusuf Kalla 1,4 persen; dan Hary Tanoesoedibjo 1,2 persen. Nama calon lainnya kurang dari satu persen," jelasnya.
Selain itu, nama Jokowi masih bertengger di urutan teratas ketika simulasi pertanyaan tertutup sebanyak enam nama calon Presiden. Dengan pola seperti ini, Qodari mengatakan, Jokowi mendapatkan elektabilitas tertinggi, yaitu 48,7 persen.
"Prabowo Subianto 20,5 persen, Gatot Nurmantyo 5,4 persen, Anies Baswedan 4,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,3 persen dan Jusuf Kalla 1.4 persen," ucapnya.
Survei ini dilakukan pada 15-22 April dengan 1.200 reponden, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.