BKKBN Targetkan 70 Persen Ibu-ibu Pakai Alat Kontrasepsi Setelah Melahirkan
ERA.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalin kerja sama dengan DKT Indonesia dengan menargetkan sebanyak 70 persen ibu segera memakai alat kontrasepsi setelah persalinan.
“Diharapkan 70 persen dari 4,8 juta ibu menjadi target untuk bisa menggunakan kontrasepsi segera setelah melahirkan,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2/2022).
Hasto menyebutkan dari 4,8 juta persalinan yang terjadi setiap tahunnya, jumlah ibu yang langsung menggunakan alat kontrasepsi baru mencapai sebesar 30 persen.
Minimnya angka pemakaian kontrasepsi itu perlu mendapatkan perhatian. Sebab, salah satu penyebab anak dapat lahir dalam keadaan stunting (kerdil) adalah spacing atau jarak antar kelahiran.
“Stunting dan spacing sangat berkorelasi, perlunya mengatur jarak kehamilan sangat penting, sehingga kehadiran alat kontrasepsi sangat diperlukan,” ujar Hasto.
Lewat kerja sama dengan DKT Indonesia sebagai organisasi pemasaran sosial kontrasepsi terbesar di Indonesia, pihaknya terus meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi melalui pemberian konseling Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) serta mengadakan e-learning saat masa pandemi COVID-19.
Menurut Hasto, adanya kerja sama itu bisa pula bisa menjadi sebuah wadah bagi para bidan yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting, untuk diberikan pelatihan pemasangan IUD kepada ibu pasca persalinan.
“Bidan adalah ujung tombak di lapangan. Training pemasangan IUD pasca persalinan sangat penting dilakukan. Di Indonesia itu, hampir 80 persen dari 4,8 juta kelahiran melakukan kelahiran melalui bidan,” kata dia.
Presiden Direktur DKT Indonesia Dimosthenis Sakellaridis mengatakan BKKBN memiliki target sasaran yang sama dengan BKKBN, sehingga akan terus mendukung program Keluarga Berencana dengan menyediakan berbagai pilihan alat kontrasepsi bagi masyarakat.
DKT Indonesia juga bersedia menggencarkan kampanye melalui iklan yang disebar baik melalui televisi, ataupun radio agar Program Keluarga Berencana milik BKKBN dapat sampai pada kalangan masyarakat paling bawah, sehingga angka prevalensi stunting dapat terus ditekan.
“DKT berkomitmen untuk terus mendukung Program Keluarga Berencana dan percepatan penurunan stunting di Indonesia. Kesuksesan program tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan semua pihak,” ucap Dimosthenis.